musim hujan
Pada musim hujan, perawatan furnitur yang terbuat dari kayu harus lebih diperhatikan. Pasalnya, udara yang lembab bisa memicu pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur, yang rentan berkembang di benda-benda yang terbuat dari kayu. Kelembaban yang tinggi juga bisa membuat kayu mengembang, bahkan juga jadi lebih mudah lapuk. Berikut ini beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk memelihara keawetan perabot kayu.
1. Lapisi dengan pernis atau wax
Menutup pori-pori kayu dengan lapisan tahan air seperti pernis atau wax bisa membuat perabot kayu lebih tahan lama. Pilih pernis yang bisa menangkal jamur dan sedapat mungkin ramah lingkungan. Anda juga bisa melapisi furnitur dengan lilin karnauba (carnauba wax) yang juga dapat membuat furnitur lebih mengilap.
2. Perhatikan peletakan
Di rumah atau dalam bangunan, ada area tertentu yang lebih rentan mengalami fluktuasi suhu, seperti di sisi sebelah barat atau di dekat bukaan lebar seperti pintu atau jendela. Hindari menaruh perabot di area tersebut karena fluktuasi dari suhu dingin ke panas dapat menyebabkan pembengkokan kayu. Pun jangan letakkan perabot kayu di tempat yang rawan terkena tempias, ini dapat menurunkan kualitas kayu. Hal lainnya, beri jarak antara dinding dan perabot kayu agar sirkulasi lebih baik dan kayu terhindar dari jamur.
3. Pakai pembersih kayu
Untuk membersihkan meja, lemari, kursi, atau lantai yang terbuat dari kayu, gunakanlah pembersih khusus kayu. Hindari menggunakan air atau lap basah karena ini dapat merusak vernis dan cat kayu, serta memicu timbulnya jamur.
4. Kontrol kelembaban
Tingkat kelembaban ideal direkomendasikan berada pada kisaran 45–65 persen. Di Indonesia, rata-rata kelembaban udaranya lebih tinggi ketimbang kelembaban ideal. Untuk mengetahui tingkat kelembaban, Anda dapat menggunakan humidistat atau hygrometer. Jika kelembaban udara terlalu tinggi, Anda dapat menggunakan dehumidifier untuk menurunkannya. Dengan begitu, perabot lebih terpelihara dan udara pun lebih menyehatkan.
Meski agak terlambat, musim hujan datang juga pada pertengahan November ini. Beberapa bulan ke depan, hujan akan kerap terjadi. Di jalan raya, kita perlu lebih berhati-hati dan antisipatif ketika berkendara.
Menyetir mobil dalam kondisi hujan relatif lebih membutuhkan siasat, terutama ketika intensitasnya tinggi. Air yang adalah pelarut dapat mengendurkan partikel karet pada ban dan membuat pelumas yang sudah mengering di permukaan jalan tercampur dengan air dan membuat jalanan licin. Kedua hal ini mengurangi daya gesek ban. Inilah yang kerap membuat mobil kehilangan kendalinya dalam kondisi ngebut di jalanan yang basah.
Selain itu, hujan membuat jarak pandang memendek dan pandangan tidak begitu jelas. Karena hal ini, kerap kita menyadari ancaman, misalnya jalan berlubang atau mobil yang mengerem di depan, terlambat dan kita tidak sempat menghindar.
Tentu, berkendara ketika hujan sering kali tidak bisa dihindari. Namun, ada cara untuk membuat Anda tetap aman. Sebelum berkendara, pastikan semua komponen kendaraan tidak bermasalah. Ban; lampu; dan kontrol utama kendaraan yang terdiri atas kemudi, pedal gas, pedal rem, dan kopling harus berfungsi dengan baik. Begitu roda sudah melaju di tengah-tengah hujan, ini yang mesti Anda perhatikan.
Nyalakan lampu mobil
Fungsinya, tentu membantu visibilitas Anda dan memberi tahu pengendara lain bahwa di sekitar mereka ada kendaraan Anda. Lampu membantu pengendara lain mengetahui posisi Anda dalam kondisi penglihatan yang terbatas karena hujan atau kabut. Oleh karena itu, nyalakanlah lampu depan dan belakang.
Jangan gunakan lampu hazard ketika hujan karena justru akan menyulitkan dan mengganggu kendaraan di belakang. Mereka jadi tidak peka akan laju kendaraan Anda, misalnya ketika Anda melambat. Ini juga membuat pengendara lain tidak antisipatif ketika kendaraan Anda akan berbelok.
Aturan 3 detik
Menjaga jarak dengan kendaraan di depan membuat kita lebih bisa mengantisipasi kapan harus memperlambat kendaraan jika ada hambatan. The National Safety Council merekomendasikan jarak waktu tiga detik. Mengukurnya cukup mudah, Anda cukup memperhatikan sebuah obyek yang telah dilintasi mobil di depan Anda, lalu hitung berapa waktu yang Anda perlukan untuk melewati objek itu. Jika kurang dari 3 detik, Anda perlu memperlebar jarak dengan kendaraan di depan.
Namun, dalam kondisi hujan lebat dan kemampuan pandang lebih rendah, 3 detik kadang-kadang tidak cukup. Ambil jarak empat detik untuk lebih aman.
Antisipasi pejalan kaki
Ingat, kendaraan bukan satu-satunya pengguna jalan. Pastikan Anda cukup awas untuk memperhatikan sekitar, terutama pejalan kaki. Beri ruang ketika mereka berjalan di sisi jalan raya, trotoar, atau zebra cross.
Jaga jarak dengan kendaraan besar
Truk atau bus dengan badan kendaraan yang besar atau lebar bisa menghalangi pandangan sehingga Anda kurang bisa memprediksi apa yang ada di depan kendaraan besar ini. Sebisa mungkin hindari berada di belakang kendaraan besar. Jika tidak memungkinkan, jaga jarak dengan bus atau truk di depan Anda.
Hindari manuver mendadak
Entah karena menghindari lubang ataupun tiba-tiba tersadar Anda mesti berbelok di gang yang baru saja terlewati, hindari manuver mendadak. Hal ini akan menyulitkan dan berkemungkinan mencelakakan kendaraan lain, yang dapat juga lantas mencelakakan Anda.
Menyetir perlahan
Mengurangi kecepatan berkendara wajib dilakukan ketika hujan. Selain karena air sendiri, jalanan bisa menjadi lebih licin karena air bercampur dengan oli yang sebelumnya kering di permukaan jalan. Jika laju kendaraan lebih lambat, alur ban akan langsung bersentuhan dengan aspal dan daya cengkeram menjadi lebih baik.
Hindari hujan yang terlalu deras
Ketika hujan sangat deras, lebih baik tidak memaksakan diri terus berkendara. Ini berbahaya bagi Anda dan orang lain. Jika sudah telanjur di jalan, carilah tempat menepi yang aman seperti di restoran, area beristirahat, atau stasiun pengisian bahan bakar. Hindari berada di bawah pohon besar karena ada kemungkinan patahnya dahan atau yang lebih serius, tumbangnya pohon.
[qsm quiz=1]
Memasuki musim hujan, pengguna kendaraan bermotor diharapkan semakin waspada, terlebih para pengendara roda dua. Agar tetap nyaman dan aman, berikut ini tujuh hal penting yang patut diperhatikan.
1. Jaga jarak aman dan kecepatan
Saat hujan, setiap pengendara sepeda motor tentu ingin sesegera mungkin tiba di tujuan supaya tidak kuyup. Inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Untuk itu, perhatikan kecepatan dan berusahalah untuk selalu menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Dengan demikian, jika ada lubang atau genangan air, masih ada kesempatan untuk menghindar.
Selain mengurangi risiko terjatuh karena jalan licin atau pengereman mendadak, berkendara dengan kecepatan tidak terlalu tinggi pada saat hujan dapat membantu menghindari komponen penting pada sepeda motor dari cipratan air.
2. Hindari manuver mendadak
Tetaplah waspada serta hindari manuver secara mendadak, terlebih saat jalan licin. Aktifkan lampu tanda isyarat (sein) beberapa meter sebelum berbelok agar pengendara di belakang semakin waspada, sekaligus memiliki waktu cukup untuk turut mengurangi kecepatan.
Menyalakan sein secara mendadak atau bermanuver secara tiba-tiba tanpa menyalakan sein dengan tepat, dapat memicu terjadinya tabrakan beruntun lantaran pengemudi di belakang tidak sempat mengerem.
3. Percaya diri
Percayalah pada diri sendiri bahwa Anda benar-benar terampil dan mampu menguasai kendaraan yang ditunggangi, termasuk saat ingin menerjang hujan. Pastikan, selain performa kendaraan, kondisi tubuh Anda harus dalam keadaan fit. Jangan lupa lengkapi diri dengan jas hujan yang aman dan nyaman.
Hindari mengendarai sepeda motor pada saat hujan apabila keterampilan Anda mengendarai alat transportasi ini terbilang minim. Menyalip kendaraan lain dengan ragu-ragu atau berbelok dengan rasa kurang percaya diri, dapat mengusik kenyamanan pengendara lain. Selain itu, dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
4. Rehat sejenak
Bila tubuh letih atau badan sudah mulai terasa semakin dingin karena guyuran hujan, jangan ragu untuk rehat sejenak. Menepilah di tempat aman atau berteduh di kafe atau kedai kopi sembari menikmati secangkir kopi atau teh hangat. Minuman hangat dapat membantu menjaga daya tahan tubuh saat kehujanan.
Sembari menghangatkan tubuh, gantilah baju Anda yang sudah basah dengan pakaian yang kering dan bersih. Kapasitas bagasi sepeda motor yang kini semakin besar dapat Anda manfaatkan untuk membawa pakaian ganti.
5. Pastikan rem dan ban prima
Selain kondisi mesin, komponen penting lain yang wajib diperhatikan saat berkendara di kala hujan adalah sistem pengereman dan ban. Pastikan sistem pengereman sepeda motor Anda optimal dan mampu mencengkeram roda dengan baik. Ban pun harus berada dalam kondisi prima serta memiliki ulir yang masih baik.
Mengendarai sepeda motor dengan rem yang kurang pakem atau ban yang sudah botak dan tidak sesuai anjuran, dapat memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya. Untuk itu, pastikan komponen penting menyangkut keselamatan berkendara dalam keadaan prima.
6. Gunakan helm
Helm menjadi perlengkapan wajib bagi para pengendara sepeda motor. Sebisa mungkin, gunakan helm dengan kaca bening dan bersih agar visibilitas Anda tidak terganggu saat turun hujan. Pilihlah helm yang memiliki sirkulasi udara baik agar kenyamanan berkendara dapat dirasakan.
Penggunaan helm tidak standar, selain melanggar peraturan lalu lintas, dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas karena pengendara tidak dapat melihat dengan jelas obyek yang ada di depannya.
7. Periksa komponen
Jangan lupa memeriksa komponen-komponen penting pada sepeda motor sebelum berkendara. Mulai dari tutup busi, knalpot, lampu, hingga selang-selang yang berada di sekitar karburator (bagi sepeda motor dengan sistem pembakaran karburator).
Pastikan semua lampu mampu memancarkan cahaya maksimal. Kondisi tutup busi juga harus dalam keadaan baik agar dapat menghindari masuknya air ke dalam sistem pembakaran tersebut. Kondisi knalpot dan selang-selang di sekitar karburator juga berperan penting terhadap kenyamanan berkendara karena dapat meminimalkan risiko masuknya air ke dalam sistem pembuangan dan pembakaran tersebut.
Foto: Shutterstock.com