Meski agak terlambat, musim hujan datang juga pada pertengahan November ini. Beberapa bulan ke depan, hujan akan kerap terjadi. Di jalan raya, kita perlu lebih berhati-hati dan antisipatif ketika berkendara.
Hujan
4 Persiapan yang Harus Dilakukan Pengendara Sepeda Motor pada Musim Hujan
Hujan sudah mulai mengguyur Ibu Kota. Saatnya untuk bersiap-siap menghadapi cuaca yang tidak bersahabat. Sejumlah tips berikut ini dapat Anda pertimbangkan, terutama bagi pengendara sepeda motor.
1. Perhatikan informasi cuaca
Banyak yang barangkali tidak menyadari bawah informasi cuaca telah tersedia atau dengan mudah dapat diakses melalui ponsel pintar yang selalu dalam genggaman. Informasi ini bahkan sudah terpampang di layar utama ponsel. Menggunakan aplikasi seperti Accuweather memungkinkan Anda memperoleh perkiraan cuaca beberapa jam hingga beberapa hari ke depan.
Kondisi cuaca yang kurang bersahabat barangkali tidak dapat ditolak, tetapi Anda dapat mempersiapkan diri menghadapinya. Lalu lintas biasanya lebih macet saat hujan deras, jadi Anda dapat berangkat lebih awal. Pertimbangkan pula rute yang terbaik agar terhindar dari jalan-jalan yang menjadi langganan macet akibat genangan air.
2. Pantau terus informasi kondisi lalu lintas
Anda dapat menggunakan aplikasi seperti Waze atau Google Maps yang akan memberikan informasi kondisi lalu lintas dan rute terbaik. Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, pastikan untuk selalu memeriksa kondisi lalu lintas sebelum berangkat ke mana-mana.
Selain menggunakan aplikasi pemandu berkendara, Anda juga bisa memantau akun media sosial pihak berwajib atau pihak-pihak lain yang memberikan informasi terkini seputar lalu lintas. Jangan ragu untuk bertanya, tak jarang ada warganet yang dapat memberikan informasi yang Anda butuhkan.
3. Pastikan kesiapan kendaraan
Dalam kondisi cuaca buruk, hal yang paling tidak Anda inginkan tentu kendaraan mogok. Pengendara sepeda motor, misalnya, pastikan kondisinya prima. Periksa antara lain sistem kelistrikan, mulai tutup busi, sekring, konektor kabel, hingga konektor CDI.
4. Pastikan kaca penutup helm tidak mudah berkabut
Sementara itu, traksi roda ke permukaan jalan pasti berkurang jauh dibanding saat aspal kering. Sepeda motor lebih mudah selip saat bermanuver. Oleh karena itu, jika pengendara memutuskan tetap melakukan perjalanan di bawah siraman air hujan, mereka harus lebih waspada dan mengantisipasi setiap kemungkinan. Jangan lupa juga melengkapi diri dengan jas hujan yang tidak sekadar melindungi badan jadi tidak basah. Tetap berhati-hati dan menjaga keselamatan berlalu lintas. [*/ACA]
Foto: Shuterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 30 Oktober 2018.
Kala musim hujan datang bukan berarti tampilan berpakaian tak bisa bergaya. Dengan pemilihan fashion item yang tepat, gaya berpakaian kita dapat tetap terlihat on point. Mulai dari sweter, jas hujan, hingga jaket parka bisa jadi pilihan agar tetap nyaman menghadapi hujan dan tentunya menarik untuk dipandang.
Selain itu, pemilihan alas kaki penting agar tetap terasa hangat saat cuaca dingin menusuk di kala hujan. Ada baiknya memakai bot (boot). Bot menjadi jenis sepatu yang paling pas dipakai pas musim hujan atau dingin. Terasa hangat dan melindungi kaki dengan baik. Akan tetapi, perhatikan bahannya, bahan suede dan kanvas tak cocok dipakai saat musim hujan dengan genangan air di mana-mana. Pilihlah bot dengan sol karet atau kulit yang mudah dibersihkan.
Di pasaran, ada beberapa jenis material atau bahan yang digunakan untuk menopang sepatu bot. Ada sepatu yang dibuat dari bahan upper cap dari kulit sapi asli atau bahan sintesis serta imitasi. Untuk sol, biasanya digunakan dari bahan karet atau rubber, polyrethine (PU), thermo plastic rubber (TPR), atau plyvinyl chloride (PVC).
Rubber sole. Sepatu bot karet mempunyai kelebihan lebih kuat dan lentur daripada bahan lain. Biasanya di samping sol ditambah dengan jahitan yang dilem dan di-press. Selain itu, sol dengan bahan ini tidak ada masa expired.
Kelebihan bahan ini adalah daya tahannya terhadap minyak (oil resistant), lebih ringan, dan antiselip. Kekurangannya, mempunyai expired date. Jadi, jika sudah lama tidak dipakai, bahan ini akan mudah hancur.
TPR. Bahan ini adalah campuran dari karet dan plastik. Kelebihan yang dimiliki adalah lebih keset jika digunakan di tempat yang ada airnya dan lebih ringan walaupun kurang elastis.
Selanjutnya, PVC. Sepatu bot karet yang satu ini merupakan campuran dari bahan plastik dan sedikit karet. Sepatu ini mempunyai kelebihan sol yang lebih ringan dan keras. Untuk kekurangannya adalah kurang elastis dan licin.
Jika tak mau menggunakan rain boot biasa yang tampilannya terkesan kaku, kini hadir beragam pilihan rain boot dengan corak yang menarik. Melansir Thecut.com, pada 2018, hadir 15 merek rain boot terbaik bagi perempuan. Lima di antaranya adalah West Blvd Women’s Mid Calf Waterproof Rainboots, Crocs Women’s Jaunt Shorty Boot, Kamik Women’s Waterproof Jennifer Rain Boots, Lauren Ralph Lauren Women’s Tally Rain Boot, dan Sloggers Women’s Waterproof Rain and Garden Boot.
Dengan tampilan rain boot yang lebih berwarna dan bercorak membuat tampilan berpakaian di kala musim hujan tak terlihat gloomy. Ini bisa membantu mood kita menjadi lebih senang dan tetap semangat meski hujan turun. [*/ACH]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 Juni 2018
Jawa yang di Indonesia adalah pulau terpadat dengan populasi 60 persen penduduk Indonesia, hanya memiliki 4 persen dari total cadangan air permukaan. Upaya memperkuat ketahanan air sebenarnya bisa dimulai dari skala yang sangat kecil, dari rumah-rumah tempat kita tinggal dapat kita buat agar mampu menampung air hujan.
Kita bisa berangkat dari rancangan rumah yang mengakomodasi sistem pemanenan air hujan. Pada bulan-bulan tertentu, curah hujan yang tinggi adalah potensi yang baik untuk mengurangi penggunaan air tanah. Langkah ini makin berarti di daerah padat penduduk, terlebih di Jakarta yang penurunan permukaan tanahnya mencapai 5–11 sentimeter per tahun karena air tanah terus diambil.
Segelintir orang membuat sistem yang sudah rapi di huniannya untuk menampung air hujan. Arsitek Realrich Sjarief misalnya, menangkap air hujan lewat lubang-lubang di atap rumahnya. Air lantas dialirkan dengan pipa ke tempat penampungan. Dari penampungan itu, air dimanfaatkan untuk beragam keperluan, seperti mengairi kolam ikan, menyirami tanaman dengan sistem otomatis, dan menyiram atap untuk menurunkan iklim mikro bangunan. Di bagian belakang rumahnya, ia juga memiliki kolam renang kecil yang airnya dari air hujan.
Pakar hidrologi Firdaus Ali membuat sistem water loop di rumahnya. Selain mengolah kembali air bekas dengan memisahkan partikel-partikelnya, Firdaus juga mengatur agar air hujan dan air cucian kendaraan masuk ke resapan. Yang ia lakukan mampu menjaga ketahanan air tanah di lingkungan sekitar rumahnya.
Rumah awan
Di Springfield, Missouri, Amerika Serikat, desainer Matthew Mazzota merancang rumah yang memanen hujan dan menggunakannya untuk menghidupi tanaman pangan yang juga ditumbuhkan di rumah itu. Selain menyerukan pentingnya melestarikan air, lewat karyanya yang diberi nama Cloud House ini, Matthew mengingatkan kembali tentang bergantungnya kita pada siklus alam terkait rantai makanan.
Bangunan rancangan Matthew itu unik. Hanya serupa satu ruangan kecil dengan dua jendela di sisinya, atap sederhana, dan—ini yang membuat penampilannya khas—instalasi serupa awan di atas atap. Ketika hujan, sistem parit di bangunan ini mengumpulkan air hujan dari atap, dan menyalurkannya ke penampuan di bawah rumah.
Penampungan air dan instalasi awan itu terhubung dengan pompa. Di rumah itu ada kursi goyang, yang sekaligus menjadi tuas pompa. Berayun di kursi itu akan mengaktifkan pompa yang menaikkan air dan menciptakan suara seperti rerintik hujan dari air yang mengisi awan berbahan timah.
Awan itu juga memiliki lubang yang akan meneteskan air ke atap. Dari atap, air mengalir ke sisi rumah dan mengairi sayuran yang ditanam di pinggir jendela. Begitulah sistem dibuat di Cloud House.
Sistem pemanenan air hujan sebenarnya sangat memungkinkan untuk menjadi standar baru pembangunan ramah lingkungan. Bayangkan berapa banyak cadangan air tanah yang bisa kita simpan untuk memperpanjang keberlanjutan sumber daya air kelak. [NOV]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 19 Maret 2018