Light painting merupakan salah satu teknik dalam fotografi yang tidak hanya menarik, tetapi unik dan menantang. Orang yang melihat hasilnya biasanya akan berdecak kagum.
Secara sederhana, light painting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknik fotografi dengan cara menggerakkan sumber cahaya sepanjang sesi pemotretan menggunakan paparan cahaya dengan waktu lama. Teknik pengambilan gambar dengan kecepatan rana lambat ini sebenarnya telah dipraktekkan sejak 1880-an.
Teknik pemotretan yang kala itu digunakan untuk keperluan ilmiah dan artistik ini seiring waktu terus berkembang dan digemari sejumlah pencinta fotografi. Kompetisi light painting tingkat internasional pun mendapat sambutan hangat dari fotografer-fotografer dunia.
“Light painting ini sebenarnya masuk ke dalam kategori long exposure. Jadi, kita bermain di rana lambat, dari hitungan detik, sampai puluhan detik, bahkan bisa juga mencapai hitungan menit apabila menggunakan kamera mumpuni yang dilengkapi remote atau kabel release,” ujar Abel Brata Susilo.
Fotografer yang acap menggunakan teknik light painting dalam menciptakan karyanya tersebut mengakui bahwa hasil yang didapat dari teknik “menggambar dengan cahaya” ini akan sangat berbeda dengan memotret secara konvensional. “Dengan menggunakan sumber cahaya seperti lampu jenis LED, lampu senter, bahkan cahaya dari ponsel atau sumber cahaya lain, hasil yang didapat akan out of the box,” tambah pria berusia 36 tahun tersebut.
Fotografer lepas yang pernah keluar sebagai juara pada sejumlah ajang lomba foto dan video ini tak menampik, keunikan dari teknik light painting-lah yang membawanya semakin mencintai dunia fotografi. “Basic saya sebenarnya seni lukis atau menggambar, juga komputer. Makanya waktu kecil sering juara menggambar. Seiring perkembangan waktu, saya lebih memilih ke dunia fotografi karena lebih menantang. Apalagi light painting yang terbilang unik. Orang awam pasti bingung bagaimana mendapatkan hasil seperti itu, cahaya membentuk obyek yang amat menarik, tidak seperti foto yang biasa kita lihat.”
Bagi Abel, teknik memotret dengan rana lambat ini tidaklah terlalu memusingkan karena menggambar adalah salah satu bakat yang ia miliki. Dengan segenap imajinasi yang dimiliki, ditambah kamera dan peralatan fotografi, plus lampu LED, karya-karya yang diciptakan akan membuat orang yang memandangnya bisa terheran-heran.
Bisa dipelajari
Bagi pemula atau yang masih awan, sambung Abel, light painting tetap bisa dipelajari. Asalkan tekun dan tidak mudah menyerah serta mau mencari inspirasi dan referensi dari berbagai sumber. “Light painting kan hanya teknik, teknik memindahkan media, di udara. Nah, kita harus bisa membayangkan hasil yang akan didapat. Hal ini karena kita baru akan melihat hasilnya ketika selesai melukis dengan cahaya tersebut. Namun bagi yang tidak memiliki jiwa seni atau tidak bisa melukis, tetap bisa menghasilkan cahaya abstrak yang menarik.”
Saat ditanya tentang tingkat kesulitan dalam menerapkan teknik “melukis dengan cahaya” tersebut, pria yang pernah meraih First Rank Indonesia’s Top 10 Lanscape Photographers 2018 (OneEyeLand) ini mengakui bahwa light painting dengan menggunakan model memiliki tantangan tersendiri. Alasannya, selain mengatur posisi model, juga harus mempertimbangkan tingkat cahaya yang tersedia. Belum lagi sudut pengambilan gambar, ditambah harus selalu mengingatkan sang model agar tetap freez.
“Saat memotret model dengan teknik ini, si model tidak boleh bergerak. Untuk angle pemotretan, biasanya dicoba terlebih dahulu sebelum menggunakan model. Nah, pas sudah ada model, kita tinggal menempatkannya sesuai yang diharapkan sebelumnya. Lampu flash menjadi salah satu perangkat vital pada pemotretan jenis ini,” ungkap Juara 1 lomba fotografi “This is Jakarta” (2017) tersebut.
Dengan kepiawaiannya mengoperasikan kamera, dan menggunakan sederet teknik pemotretan, tak heran klien yang dimiliki Abel terbilang banyak, mulai dari model, restoran, hingga produk-produk perhiasan dan makanan serta minuman. Dengan alat pencahayaan yang dibuatnya sendiri, ia mampu menciptakan karya-karya memukau.
Sementara itu, terkait peralatan yang bisa membantu pemula dalam menerapkan teknik light painting, pria yang juga pernah menjadi pemegang rekor Muri “Menyelesaikan Kubus Rubik dalam Waktu Tercepat” (2007) ini mengungkapkan, selain tripod dan flash, ada aplikasi gratis dan alat bantu yang bisa memudahkan masyarakat.
“Kita bisa menggunakan light painting LED tools seperti Pixelstick atau MagicLight. Atau, bisa mengunduh aplikasi gratis seperti SpriteBrush sebagai pengganti lampu LED. Namun, yang terpenting dan menjadi kunci dari light painting adalah kreativitas,” pungkas Abel. [BYU]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 12 Januari 2019.