Serunya Barter di Pasar Warloka – Nusantara Bertutur

by bkrismawan

[su_audio url=”http://advisual.kompas.id/nusantara-bertutur/audio/serunya-barter-di-pasar-warloka_paman_gery.mp3″]

Hari ini, Nadine bangun pagi-pagi. Ia segera bersiap-siap untuk ikut Paman Andre ke Pasar Warloka. Menurut Paman Andre, Pasar Warloka ini berbeda dengan pasar-pasar lainnya yang ada di Labuan Bajo, daerah tempat Paman Andre tinggal.

“Pasti lebih berbeda lagi, kalau dibandingkan dengan pasar di daerah asalku, Yogyakarta,” gumam Nadine. Saat ini, Nadine memang sedang berlibur bersama mama papanya ke Labuan Bajo.

Nadine sudah menyiapkan uang yang cukup untuk membeli jajanan di Pasar Warloka. Tapi, Nadine heran melihat Paman Andre membawa beberapa kilogram beras.

“Ini untuk barter di Pasar Warloka, barang ditukar dengan barang,” jelas Paman Andre.

Pasar Warloka terletak di Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dari Labuan Bajo ke Pasar Warloka, Nadine dan pamannya harus menempuh perjalanan perahu motor selama satu jam. Sepanjang perjalanan Nadine melihat kapal-kapal layar berlalu lalang, jernihnya air laut, hingga gugusan pulau yang mengelilingi Labuan Bajo.

Setiba di Pasar Warloka, Paman Andre langsung mengajak Nadine menghampiri pedagang cumi-cumi.

“Sekarang, kita akan melakukan barter, menukar beras ini dengan cumi-cumi. Tapi, Nadine yang melakukan barter,” kata Paman Andre. “Sebelum melakukan barter, Nadine boleh melihat-lihat dahulu para pedagang dan pembeli melakukan barter.”

Nadine mengangguk. Ia memperhatikan seorang bapak yang menukar ikan dengan beberapa ikat sayur. Ada pula yang menukar pisang dengan beras. Mereka saling menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dibutuhkan. Semua berdasar kesepakatan. Barang-barang yang ditukarkan berupa hasil kebun, hasil panen, dan hasil laut. Sungguh unik sekali.

Paman Andre lalu mengingatkan Nadine untuk melakukan barter.

Nadine bertanya pada pedagang cumi-cumi, apakah ia boleh menukar cumi-cumi dengan beras yang dibawanya. Pedagang itu menyetujuinya.

Saat pulang, Paman Andre menjelaskan, “Pasar Warloka ini hanya ada seminggu sekali. Setiap hari Selasa pagi dari pukul 6 sampai pukul 10. Pedagangnya berasal dari desa-desa yang ada di atas gunung. Mereka menggunakan kerbau untuk mengangkut barang dagangannya.”

“Cumi-cumi ini nanti akan kita buat lawar pansa, makanan khas Labuan Bajo,” lanjut Paman Andre.

Nadine senang. Hari ini, ia tidak hanya berjalan-jalan, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, melakukan barter di pasar Warloka. Sungguh unik memang kekayaan budaya yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia. Nadine lalu bertekad untuk lebih sering lagi jalan-jalan ke berbagai daerah di Tanah Air. Ia ingin menambah pengalamannya. Rasa cintanya terhadap tanah airnya, Indonesia, pun semakin bertambah.*

logo baru nusantara bertutur

[su_note note_color=”#FF9″]
Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Lintang Kinanti
Pendongeng: Paman Gery (ig: paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita
[/su_note]

Share to

Artikel Menarik Lainnya