Semangat Pagi di Kedai Kopi Berkonsep Jepang, Asagao

by bkrismawan

Bisnis kedai kopi di kota-kota besar tumbuh merekah seiring tingginya minat warga—khususnya generasi milenial—untuk menyeruput kopi sembari mengikuti tren gaya hidup masa kini. Namun, dari sisi bisnis, membuka kedai kopi sebaiknya tak boleh latah atau sekadar ikut-ikutan.

Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin pernah menyampaikan bahwa kopi di tangan anak muda menjadi industri kreatif. Dari produknya hingga iklan dan desain kafe, semuanya menjadi berasa segar dan “muda”.

Dalam industri kreatif, Ketua Bekraf Triawan Munaf mengatakan, inovasi produk menjadi hal yang penting. Menurut Triawan, saat ini, permasalahan utama di kalangan pelaku industri kreatif adalah mengelola produk yang tadinya sekadar ide bisa menjadi sebuah produk yang besar.

Ketika produk yang inovatif bisa dikelola dengan baik dan dikembangkan dengan bantuan investor, lanjut Triawan, berpotensi melahirkan produk-produk berkelas global. Hal ini yang menjadi cita-citanya, pelaku industri kreatif Indonesia bisa menciptakan brand dengan skala global.

Produser Film Filosofi Kopi Handoko Hendroyono mengutarakan, bisnis kedai kopi harus digeluti secara serius. Tak bisa hanya mengandalkan modal yang besar tanpa mau mendalaminya. Baginya, story telling, karakter, dan tema harus kuat. Banyak sudut pandang tentang kopi yang bisa diambil.

Dari nama bunga

Mendirikan kedai kopi yang berkarakter dengan inovasi yang menyegarkan menjadi perhatian besar para pemilik Asagao Coffee Shop. Berawal dari apa yang dirasakan para pemilik Asagao, salah satunya Otniel Yoreiza. Tiga tahun yang lalu, masih terasa sulit untuk menemukan tempat ngopi atau nongkrong yang oke di Serpong atau Tangerang, maka muncullah ide untuk mendirikan sebuah kedai kopi di daerah itu.

“Banyak konsep yang dipikirkan di kala itu. Tetapi, akhirnya, kami berkesimpulan untuk menjadi sebuah brand dan bisnis yang berkepanjangan, kami tidak bisa membuat ‘another coffee shop’ yang seperti itu-itu saja. Hal ini disadari secara penuh bahwa menjual produk/barang adalah hal yang mudah ditiru dan cepat berlalu. Oleh karena itu, kami setuju bahwa yang perlu kami jual adalah experience. Something different, yang bisa stand out untuk jangka waktu yang lama,” jelas Otniel.

[su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=sH7YX2uvu48″ width=”640″ autoplay=”yes”][su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?t=17&v=fW-GgbZjC68″ width=”620″ autoplay=”yes”][/su_youtube]

Dari kesadaran itu, diputuskan untuk mendirikan kedai kopi berkonsep Jepang, yang kala itu belum ada kedai serupa di Indonesia. Nama brand yang mereka pilih adalah Asagao. Nama ini berasal dari nama satu jenis bunga di Jepang, yang dalam bahasa Inggris disebut morning glory.

“Secara eksplisit maupun implisit, spirit atau semangat itulah yang ingin kami bawa dalam brand Asagao. Dengan memberikan semangat pagi dan keindahan pagi hari bagi para pelanggan kami,” ungkap Otniel.

Resep autentik

Menu-menu minuman kopi yang dihadirkan pun berlandaskan sebuah semangat. Kedai kopi ini menawarkan berbagai varian menu, semisal basic coffee seperti espresso, latte, cappuccino, dan black coffee. Adapun menu-menu signature yang hanya ada di Asagao, yaitu Kori Kohi, Kuniko, Kobocan, dan Shinkansen.

Kori Kohi adalah resep kopi otentik dari Jepang. Kori berarti ice cube dan kohi adalah kopi. Penyajiannya tidak biasa, yakni espresso dibekukan terlebih dulu menjadi bongkahan es. Yang kemudian dinikmati dengan menuangkan susu segar di atasnya.

Walaupun hasil campurannya mirip dengan ice latte coffee, Kori Kohi punya keunggulan. Berbeda dengan es kopi biasanya yang akan semakin encer dari es batu yang meleleh, Kori Kohi akan semakin kuat rasa kopinya. Minuman ini cocok bagi penikmat kopi yang sedang bersantai, tak dikejar waktu.

Ada juga Kuniko. Berasal dari kata miruku (susu), hani (madu), dan kohi (kopi). Campuran tiga bahan ini disajikan unik dengan gaya minum ala shot bomb. Espresso di dalam gelas shot disajikan terpisah dari madu dan susu yang sudah diracik sedemikian rupa dalam gelas yang lebih besar. Kemudian, pelanggan bisa “menenggelamkan” espresso beserta gelasnya ke susu dan madu itu.

Asagao juga mempunyai seasonal menu, contohnya shinkansen. Diambil dari nama kereta supercepat di Jepang, minuman ini khusus buat pelanggan yang butuh asupan energi lebih secara cepat. Dibuat dari campuran jus jeruk, sirup karamel, soda, dan double shot espresso.

[su_slider source=”media: 46838,46858,46846,46850,46854,46834″ limit=”12″ width=”620″ height=”620″ title=”no” pages=”no”]

Selain itu, untuk yang butuh asupan kafein rutin dengan harga hemat dan ekspres, Asagao menawarkan kobocan alias kopi bocah Jepang. Es kopi susu dengan rasa khas yang agak creamy ini disajikan beda dibandingkan es kopi lainnya. Dikemas di dalam pouch plastik yang unik, es kopi ini sengaja dihadirkan untuk pemesanan delivery atau take away.

Lalu, sebagai alternatif tempat nongkrong ngopi yang instagammable, Asagao menyediakan properti unik berupa topeng kertas dengan berbagai karakter binatang. Properti ini bisa dipinjam untuk berpose dan berfoto sambil menikmati kopi di Asagao. Selain itu, desain interiornya pun ditata seminimalis mungkin khas Jepang.

Kehadiran kedai kopi seperti ini dapat menjadi pilihan lain bagi para penikmat kopi di tengah menjamurnya coffee lifestyle di Indonesia. “Asagao percaya, Indonesia memiliki potensi yang begitu besar di bidang kopi. Semoga bersama-sama dengan pelaku bisnis kopi lainnya, Asagao bisa memajukan perkopian Indonesia, menumbuhkan coffee lifestyle yang sehat secara ekosistem, dan menciptakan lapangan pekerjaan,” tutup Otniel. [ACHDIYATI SUMI]

Foto-foto : Iklan Kompas/E Siagian.
Videographer : Iwan Andryanto.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Juli 2018.

Share to

Artikel Menarik Lainnya