[vc_row][vc_column][vc_column_text]Menjalani ibadah puasa saat Ramadhan dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Asalkan, dilakukan dengan tepat.
Undangan berbuka puasa memenuhi jadwal di bulan Ramadhan. Hampir setiap hari selalu ada acara berbuka puasa bersama, baik dengan rekan kantor, sahabat lama, relasi pekerjaan, maupun keluarga. Meski tempat dan teman berbuka selalu berbeda, ada kesamaan yang hampir selalu ditemui; hidangan berbuka yang amat beragam memenuhi hampir seluruh area yang disajikan di atas meja panjang.
Gorengan selalu jadi incaran. Kudapan dan minuman manis sulit untuk ditepis. Belum lagi makanan tinggi lemak disantap dengan lahap. Semua jenis hidangan tersedia, mulai dari hidangan pembuka, menu utama, hingga sajian pencuci mulut tersaji apik menggugah selera. Tanpa terasa, tangan tak berhenti meraih dan mulut tak berhenti mengunyah. Jika gula darah, kolesterol, atau asam urat tiba-tiba melonjak, bukanlah hal yang mengherankan. Padahal, berpuasa sejatinya menjadi momen reflektif untuk mampu menahan diri dan bagian dari proses untuk meningkatkan spiritualitas.
Tak ada salahnya berbuka dengan yang nikmat, asalkan sehat. Penganan apa saja yang baik dikonsumsi saat berbuka? Berbukalah dengan kurma. Mengudap kurma saat berbuka merupakan tradisi utama yang bisa ditemui di berbagai wilayah di Timur Tengah.
Di Indonesia, buah ini tidak kalah populer. Kurma mampu meningkatkan kadar gula dalam rendah sehingga kembali normal dan dengan segera mengembalikan energi. Kurma pun kaya dengan potassium, magnesium, dan zat besi yang dibutuhkan tubuh, serta dapat dicerna dengan mudah oleh sistem pencernaan. Begitu kaya nutrisi, tak heran jika kurma pun dimasukkan ke dalam kategori superfood. Mengonsumsinya sebanyak 2–3 buah dapat menahan diri untuk tidak segera kalap ketika tiba saatnya berbuka puasa.
Efek yang sama juga bisa didapatkan dari kacang almond. Almond mengandung lemak tak jenuh yang dibutuhkan tubuh setelah berpuasa selama kurang lebih 12 jam. Kacang ini pun mengandung banyak nutrisi dan mineral, seperti vitamin B, kalsium, zat besi, dan magnesium.
Terlepas ada beragam hidangan ayam dan daging yang tersaji, jangan lupa untuk selalu mengimbanginya dengan sayuran. Pilih sayuran yang banyak mengandung air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik seperti ketimun, daun salada, dan sayuran tinggi serat untuk mencegah konstipasi selama berpuasa.
Di samping itu, pastikan tubuh cukup mendapatkan air, dengan banyak minum air putih ataupun jus buah antara jam berbuka puasa hingga sebelum tidur malam. Hal ini penting untuk tetap menjaga tubuh tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa, yang justru dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan.
Pilih-pilih menu saat berbuka, bisa mengoptimalkan manfaat berpuasa. Hal lain yang tidak kalah penting, tak perlu terburu-buru saat makan, agar terhindar dari gangguan pencernaan. Dengan demikian, porsi makan juga tetap terkontrol. [ADT]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_message]
Serba-serbi Kurma
- Kurma telah dikenal sejak 7.000 tahun lalu dan dikembangbiakkan selama lebih dari 2.000 tahun sebagai salah satu buah yang dapat dikonsumsi.
- Kurma tumbuh dan banyak ditanam di area Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
- Hanya di jazirah Arab, ada lebih dari 40 jenis kurma yang bisa ditemui. Berdasarkan jenisnya, panen kurma dapat dilakukan saat sudah benar-benar kering, semi kering, atau justru saat masih lunak.
- Tidak hanya lezat, kurma juga dianggap berkhasiat untuk mengatasi masalah pada pencernaan, seperti konstipasi dan diare, serta membantu menjaga kesehatan jantung.
- Selain dimakan langsung, kurma kerap digunakan untuk berbagai sajian menu makan, baik sebagai hidangan pencuci mulut, kue, bahkan menjadi salah satu bumbu meracik menu domba atau ayam.
[/vc_message][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Juni 2018[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]