Ada banyak cerita bahagia saat Lebaran tiba. Bersilaturahim dan melepas rindu pada sanak saudara dan kerabat menjadi momen yang dinanti. Oleh karena itu, alangkah indahnya pada kesempatan istimewa tersebut, Anda turut tampil istimewa.
Tak musti heboh dan berlebihan, tapi cukup melengkapinya dengan padu padan busana apik dan modis sesuai selera Anda. Secara umum, tren baju Lebaran lebih bernuansa festive dan berpotongan rapi. Biasanya busana pria identik dengan baju koko, kemeja, atau batik berpasangan celana bahan atau sarung.
Berbeda dengan pria, pilihan busana perempuan jauh lebih variatif. Ada beberapa opsi bergaya seperti kaftan panjang maupun atasan dengan pilihan tunik, maupun blus bersiluet feminin maupun kebaya. Sebagai padanan, celana bahan berpotongan klasik, slim, ataupun modern bisa menjadi kombinasi tepat. Bahkan Anda bisa memadukannya dengan celana harem ataupun palazzo untuk memudahkan ruang gerak.
Tak perlu ragu bereksperimen memadupadankan baju. Anda juga dapat mengadopsi kreasi desainer Tanah Air yang penuh warna. Namun, perlu diingat untuk tetap mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan, karena kita tinggal di negara beriklim tropis.
Modest fashion
Menyambut Lebaran, umumnya para desainer Tanah Air turut mengeluarkan karya-karya terbarunya yang inspiratif. Salah satunya Didiet Maulana dengan label Ikat Indonesia.
Mengangkat tema “Surya”, Ikat Indonesia by Didiet Maulana membawa koleksi ready to wear yang diramu sebagai tampilan modest fashion, mewakili kedinamisan generasi muda yang memancarkan kehangatan dan optimisme.
Koleksi yang ditampilkan dalam pergelaran busana Ramadhan In Style di Plaza Indonesia (23/5) diimplementasikan dalam padu padan pattern on pattern. Tenun ikat dan lurik berpadu dinamis dengan memperlihatkan keindahan keberagaman. Dia juga melansir headscarves motif tenun ikat sebagai alternatif kerudung kepala.
Koleksi terbaru karya Didiet Maulana mengetengahkan potongan baru dengan kehadiran teknik potongan loose fit, square sithouette, clear and sleek, contemporary. Sebagai pelengkap, dihadirkan pula footwear berbahan lurik dan tenun dan cocok dipakai pada bulan Ramadhan dengan mengusung nafas Timur Tengah.
Inspirasi budaya
Sementara itu, bagi perancang busana kawakan Tanah Air, Itang Yunasz melansir koleksi Lebaran dalam tema “Heaven”. Dalam koleksi yang dipamerkan pada Senin (21/5) dalam Ramadhan In Style, Plaza Indonesia, Itang merancang kreasi yang terinspirasi dari keindahan Nusa Tenggara Timur.
Ditampilkan berbagai potongan blus, tunik, rok, gaun, celana, legging, kulot, kaftan, dan outer, yang dapat saling dipadupadan dengan tampilan berlapis. Tak sekadar terlihat cantik, hadirnya sentuhan taburan beads yang diolah mengikuti motif Sumba semakin mengentalkan napas mewah pada koleksi ini.
Koleksi Itang Yunasz menggunakan material tenun ikat Nusa Tenggara Timur dan helai kain chiffon, crepe, dan satin sutera yang dicetak dengan desain bermotif ikat NTT dalam pilihan warna cokelat kopi dan marun yang mewah.
Senada dengan Itang Yunasz, perancang busana muslim berbakat Ria Miranda juga terinspirasi budaya Indonesia. Tahun ini, dia mengeluarkan koleksi bernama Daro yang terinspirasi dari kekayaan budaya Minangkabau.
Daro memiliki makna pengantin perempuan asal Minangkabau. Daro terinspirasi dari sikap gadis asal Minangkabau yang kuat, tegas namun tetap penuh cinta dan kasih. Representasi perempuan yang selalu menjunjung tinggi dan memelihara warisan budaya Indonesia.
Motif songket dipilih sebagai highlight dari koleksi kali ini, yang dipadukan dengan motif rempah-rempah asli ,ciri khas Minangkabau. Selain itu, kain songket juga dipilih karena sering digunakan sebagai pakaian adat yang digunakan anak daro. Menggunakan teknik hand drawing pada motif dengan perpaduan warna kombinasi antara pastel dan tone warna yang lebih dewasa.
Jadi seperti apa kreasi padu padan Anda saat Lebaran nanti? [AJG]