“Midway”: Merasakan Kedahsyatan Perang di Udara

by bkrismawan

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Menonton film di bioskop tidak hanya menikmati jalinan cerita, tetapi juga sensasi visual. Melalui Midway, sutradara spesialis film-film bencana Roland Emmerich mengajak penonton merasakan kedahsyatan perang melalui pertempuran udara.

Perang Dunia II yang melibatkan banyak pertempuran dengan skala spektakuler menjadi sumber inspirasi pembuatan film yang tak habis-habisnya. Salah satunya pertempuran di Midway, pulau karang di lautan Pasifik utara, yang menjadi titik balik Perang Dunia II. Meski telah pernah diangkat ke layar lebar pada 1976 dengan judul serupa, Emmerich merasa perlu untuk membuat versinya sendiri.

AS terseret ke dalam perang dunia kedua setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, pangkalan angkatan laut AS di Honolulu, Hawaii, pada Minggu pagi, 7 Desember 1941. Serangan mendadak yang tak diduga-duga itu menimbulkan kehilangan besar di pihak AS. Sebanyak 4 kapal perang tenggelam, 4 lagi rusak parah, ratusan pesawat tempur hancur, dan ribuan personil tewas.

Sebelum serangan itu, AS sebenarnya menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang yang pecah di Eropa dan Asia. Jepang, sebagai pemain utama di Asia, menyadari AS sebagai kekuatan potensial di Pasifik. Untuk benar-benar menguasai Pasifik, mereka harus mengalahkan AS dan cara yang dipilih adalah serangan mendadak saat lawan tidak siap.

Hancurnya Pearl Harbour dan hilangnya sebagian besar kekuatan laut membuat AS rentan diserang. Setelah Pearl Harbour, bukan tak mungkin Jepang merangsek ke kota-kota di Pantai Barat AS. Untuk mengantisipasi serangan Jepang lebih lanjut, Admiral Chester Nimitz (Woody Harrelson) ditempatkan sebagai panglima yang mengomandoi armada Pasifik yang telah hancur.

Empat bulan berselang dari peristiwa Pearl Harbour, mengacu pada laporan intelijen Edwin Layton (Patrick Wilson), AS mengetahui bahwa Jepang merencanakan serangan berikutnya Midway. Berbekal informasi tersebut, Nimitz memutuskan untuk memberikan kejutan dengan terlebih dahulu menyerang armada Jepang. Serangan ini terbilang berani karena kekuatan armada AS sudah kalah dibandingkan Jepang. Belum lagi, moral pasukan sudah rontok akibat hancurnya Pearl Harbour.

Sengit di udara

Midway versi Emmerich banyak disajikan mengikuti sosok Letnan Dick Best (Ed Skrein), salah satu pilot andalan AS. Ia pilot yang lihai, tetapi terkadang menggunakan cara-cara tidak biasa, bahkan membahayakan.

Di luar kisah drama tentang bagaimana keputusan berani untuk menyerang Jepang di Midway diambil, sajian utama film ini adalah pertempuran udara yang sengit. Selain adegan dog fight ala film Star Wars, menarik untuk menyaksikan serangan ke kapal induk dengan manuver menukik. Keterbatasan daya jangkau dan tembak peluru atau bom dari pesawat tempur membuatnya harus berada sedekat mungkin dengan sasaran. Untuk itu, pesawat harus berani menukik menghadapi hamburan peluru yang ditembakkan dari bawah.

Adegan yang disajikan dari sudut pandang pilot pesawat tempur menghadirkan sensasi visual yang dramatis dan menegangkan. Penonton bisa merasakan ketegangan dan sengitnya pertempuran udara tersebut.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]Efek visual yang disajikan Midway terbilang cukup sukses menampilkan suasana peperangan dan kehancuran yang dahsyat. Namun, dari sisi drama, banyak yang terasa bertele-tele dan tidak perlu. Misalnya, tentang keresahan istri Best yang merasa karier suaminya tidak naik-naik. Selain itu, tentang bagaimana di tengah suasana genting menjelang penyerangan, salah satu pilot Best mendadak takut terbang. Cuplikan drama seperti ini agak sulit diterima akal di tengah kecamuk peperangan. Lalu, seperti disampaikan sejumlah komentator media asing, aksen bicara Best kurang pas untuk masanya. Namun, hal ini mungkin luput bagi mereka yang bukan penutur asli.

Secara keseluruhan, Midway merupakan film perang yang memikat, terutama dari sisi visual. Selain itu, karena cukup ketat dengan kejadian sebenarnya, film ini juga dapat menjadi referensi historis untuk memahami kondisi yang melatari pertempuran Midway dan jalannya Perang Dunia II yang kemudian berbalik menjadi keuntungan AS dan sekutu.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_message message_box_style=”outline” message_box_color=”warning” icon_fontawesome=”fa fa-film”]Sutradara:
Roland Emmerich

Produser:
Roland Emmerich, Harald Kloser

Skenario:
Wes Tooke

Pemeran:
Ed Skrein, Patrick Wilson, Woody Harrelson, Luke Evans, Mandy Moore, Luke Kleintank, Dennis Quaid, Aaron Eckhart, Keean Johnson, Nick Jonas, Etsushi Toyokawa

Durasi:
138 Menit

Rilisan:
AS

Tayang Perdana:
8 November 2019[/vc_message][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_video link=”https://youtu.be/l9laReRAYFk”][/vc_column][/vc_row]

Share to

Artikel Menarik Lainnya