Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah serius di banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan jumlah korban dari pembunuh nomor tiga di dunia tersebut.
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang terus fokus terhadap keselamatan lalu lintas. Negara adikuasa ini belum lama melakukan investigasi terhadap sebuah kecelakaan yang diakibatkan mobil tanpa pengemudi (autonomous car) di Florida, beberapa waktu lalu.
Seperti yang dilansir Reuters, Badan Keamanan Lalu lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) terus menyelidiki terjadinya kecelakaan yang menewaskan dua remaja di negara bagian AS tersebut. Sementara itu, pihak produsen kendaraan autopilot itu mengklaim produknya memiliki fitur keamanan yang sangat tinggi.
Disebutkan bahwa terdapat delapan kantung udara (airbag) yang melindungi penumpang depan dan belakang. Bila terjadi tabrakan, sistem baterai secara otomatis terputus dari sumber daya utama.
Keselamatan berkendara tidak hanya menjadi perhatian pemerintah setempat. Berbagai lapisan pun turut ambil bagian dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas, contohnya sebuah organisasi internasional dengan situs webnya www.safercar.gov. Melalui situs tersebut, masyarakat dapat mencari peringkat keamanan sebuah kendaraan.
Informasi yang dipublikasikan di dunia maya tersebut merupakan hasil kerja sama dengan NHTSA. Pada laman itu terdapat informasi tentang uji keamanan dari berbagai merek mobil yang dijual di AS sejak 1990. Dengan data-data yang disuguhkan, masyarakat dunia bisa membandingkan tingkat keamanan mobil yang satu dengan lainnya.
Lembaga Asuransi untuk Keselamatan Jalan Raya (IIHS) juga melakukan hal serupa. Melalui situs resminya, www.iihs.org, lembaga asuransi ini melaporkan hasil tes kecelakaan secara independen.
Ini hampir sama dengan yang dilakukan NHTSA, bedanya, IIHS melakukan tes tabrakan yang berakibat pada bagian belakang, sementara NHTS tidak melakukan hal tersebut. IIHS juga melakukan tes tabrakan di salah satu sisi depan lebih ketat daripada uji tabrakan frontal secara penuh.
Informasi yang diberikan oleh NHTSA dan IIHS dapat dijadikan gambaran calon konsumen tentang seberapa besar fitur keselamatan yang dimiliki sebuah mobil. Memang, akan lebih akurat lagi apabila data-data tersebut dikonfirmasi kembali ke pihak produsen atau pabrikan.
Jepang dan Australia juga memiliki situs yang dapat dijadikan acuan terhadap fitur keselamatan kendaraan. Pada situs resminya, Badan Keselamatan Berkendara Nasional Jepang (NASVA) menyuguhkan informasi tes keamanan mobil serta peringkat keselamatan kursi mobil bagi anak-anak.
Sementara itu, Asosiasi Kendaraan bermotor Australia (AAA) juga mempunyai situs resmi yang menginformasikan peringkat keamanan mobil yang dijual secara lokal di Negeri Kanguru tersebut.
Situs www.euroncap.com juga dapat dijadikan bahan pengaya informasi. Pada situs ini terdapat penilaian sejumlah mobil baru di Eropa, termasuk uji tabrakan yang berdampak pada pejalan kaki dan lingkungan. Diperkuat dengan grafis yang dapat menggambarkan bagian-bagian mana yang mengalami kerusakan.
Turun
Tak hanya negara-negara itu, Indonesia juga terus berupaya menekan angka kecelakaan lalu lintas. Menurut grafik fatalitas kecelakaan yang terdapat pada situs Korlantas Polri, kecelakaan di Indonesia mengalami penurunan.
Pada grafik tersebut digambarkan, selama kurun waktu 3 Oktober–21 Desember 2017 terdapat 24.784 kasus kecelakaan lalu lintas. Pada periode tersebut, sebanyak 6.120 orang meninggal dunia. Jumlah ini menurun pada triwulan berikutnya. Selama 1 Januari–31 Maret 2018 terdapat 24.766 kasus kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu menelan korban jiwa 6.041 orang atau turun sekitar 1,3 persen.
Pemerintah, melalui pihak kepolisian lalu lintas, terus menekan angka kecelakaan tersebut dengan berbagai cara. Di antaranya seperti yang dilakukan oleh Satlantas Polres Pasuruan dengan menggelar safari lalu lintas di Pasuruan bekerja sama dengan Dirlantas Polda Jatim, beberapa waktu.
Pada kegiatan tersebut, masyarakat mendapatkan pengarahan tentang pentingnya keselamatan lalu lintas dan perlunya menggunakan kelengkapan berkendara. Pengemudi dengan usia pelajar juga mendapat perhatian khusus pada acara tersebut, lantaran tidak sedikit pelajar yang menjadi korban terjadinya kecelakaan.
Ambil bagian
Selain pihak kepolisian, pelaku industri otomotif pun turut ambil bagian menyosialisasikan pentingnya keselamatan berkendara. Pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 yang digelar April lalu, misalnya, pihak penyelengga mengadakan talkshow tentang pemahaman keterampilan berkendara yang aman.
Pada ajang yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta tersebut pengunjung diberikan bekal tentang pentingnya kebugaran tubuh terhadap keamanan di jalan raya. Disebutkan pula bahwa kantuk menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Oleh sebab itu, kecukupan cairan tubuh menjadi penting agar pasokan oksigen ke otak menjadi lancar sehingga meminimalkan timbulnya rasa kantuk. Rasa lelah dan menurunnya tingkat konsentrasi juga menjadi pokok pembicaraan pada acara tersebut.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga menggelar acara serupa dalam menyambut Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang akan digelar 2–12 Agustus mendatang.
Selasa (8/5), asosiasi industri kendaraan bermotor tersebut menggelar acara bertajuk “Safety & Defensive Driving” di ICE – BSD, Tangerang, Banten. Menyasar para pengemudi pemula, pihak penyelenggara berharap program ini mampu memberikan inspirasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan berkendara.
Selain memberikan paparan tentang teknik berkendara, acara yang didukung oleh banyak pihak, mulai dari kepolisian lalu lintas, produsen kendaraan bermotor, hingga pebalap, juga memberikan materi tentang fitur-fitur keselamatan pada kendaraan.
Begitu banyak pihak yang semakin peduli terhadap pentingnya keselamatan berkendara. Bagaimana dengan Anda, sudahkah peduli dengan keselamatan diri Anda sendiri dan pengendara lain? [BYU]
Foto : Shutterstock.com/metamorworks.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 21 Mei 2018