Bak permainan jungkat-jungkit anak, harga emas bergerak naik-turun. Hari ini meroket, besok bisa saja anjlok. Faktor apa saja yang memengaruhi naik-turunnya harga emas?
Pengaruh pertama datang dari inflasi yang melebihi prediksi. Dalam mengawal perputaran roda ekonomi, setiap negara memperkirakan besaran inflasi dari tahun ke tahun. Prediksi itu kemudian dipakai sebagai dasar untuk menetapkan suku bunga bank dan lain-lain. Jika inflasi yang terjadi melebihi prediksi pemerintah, harga emas akan terdongkrak.
Harga emas juga akan melejit jika terjadi kepanikan keuangan yang biasanya mengiringi krisis moneter yang parah. Krisis ekonomi yang menerjang Indonesia pada 1998 dan 2008, mengakibatkan masyarakat enggan mengantongi uang kertas dan memilih memeram harta berupa emas.
Kenaikan harga minyak juga turut mendorong harga emas naik. Minyak dan emas dianggap sebagai “saudara kandung” dari bumi. Faktor selanjutnya adalah hukum pasar permintaan. Semakin banyak emas dicari, membuat harganya kian selangit. China dan India pernah disebut sebagai negara yang menghamburkan uang untuk memborong emas.
Terakhir, situasi politik global. Perang urat saraf negara-negara besar sering menciptakan ketidakpastian ekonomi dunia. Para pemain di bursa saham akan menarik investasinya dan memilih bermain aman dengan menyimpan emas. Akibatnya, permintaan atas emas pun naik.
Produsen emas
Di dunia terdapat sedikitnya sepuluh negara yang menjadi produsen terbesar emas. Disarikan dari sejumlah sumber, berikut tiga negara produsen emas tersebut.
Pada 2010, produksi tambang emas Negeri Tirai Bambu, China, mencapai 345 ton dan naik menjadi 355 ton pada 2011. Simpanan emas di perut bumi China banyak terkonsentrasi di bagian timur negara ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, wilaya di bagian barat, seperti Guizhou dan Yunnan, menunjukkan peningkatan produksi emas tahunan.
Selanjutnya Australia. Produksi tambang emas Australia pada 2010 sebesar 261 ton. Setahun kemudian angka tersebut naik menjadi 270 ton. Sumber emas di Australia sebagian besar berada di wilayah barat dan selatan. Australia bagian barat bahkan menyumbang dua pertiga produksi emas total negara itu.
Amerika Serikat (AS) juga masuk negara produsen terbesar emas. Negeri Uak Sam itu menghasilkan 237 ton emas pada 2011 yang menunjukkan peningkatan 2,6 persen dibanding 2010. Peningkatan ini mendapat sumbangan cukup besar dari tambang di Montana dan Nevada. AS memiliki sejumlah tambang emas penting, di antaranya Carlin, Goldstrike, dan Cortez. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 14 Mei 2018