Penyakit tuberkulosis (TB) dapat disembuhkan. Namun, ini memerlukan penanganan khusus dan kedisiplinan tinggi.
Beberapa tahun lalu, Bank Dunia menyebutkan bahwa Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) menjadi strategi kesehatan yang hemat biaya dalam memerangi penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis ini. Selain itu, angka efektivitas strategi DOTS di sejumlah negara juga terbilang tinggi.
Maladewa, misalnya, dengan menerapkan DOTS angka kesembuhan pasien TB bisa mencapai 85 persen. Sedangkan di China, angka kesembuhan pasien TB setelah melaksanakan DOTS mencapai 90 persen.
Indonesia sendiri pertama kali menguji coba DOTS pada 1995. Setelahnya, metode ini diterapkan secara luas dalam pelayanan kesehatan dasar di Tanah Air. Pelaksanaan strategi DOTS di rumah sakit menjadi salah satu usaha penting untuk memberantas penyakit TB.
Secara sederhana, strategi DOTS bisa dijabarkan sebagai pengawasan langsung untuk minum obat dalam jangka pendek setiap hari yang dilakukan oleh pengawas penelan obat (PMO). Ini dinilai penting demi mengusahakan angka kesembuhan yang tinggi. Selain itu, guna mencegah pasien berhenti berobat, mengatasi jika muncul efek samping obat, dan mencegah resistensi terhadap obat.
Pelaksanaan strategi DOTS di rumah sakit memerlukan tata kelola yang spesifik dan kedisiplinan dalam menerapkan semua standar prosedur operasional yang ditetapkan. Koordinasi antar-unit layanan serta implementasi standar diagnosis dan terapi yang benar juga harus dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Guna turut memerangi penyakit TB, RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Jawa Tengah, juga membuka layanan Klinik DOTS Plus pada Jumat (20/12/2019). Klinik ini diresmikan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr Bambang Wibowo SpOG(K) MARS, yang bertepatan dengan HUT ke-92 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro.
Direktur Utama RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, dr Endang Widyaswati MKes, menyampaikan apresiasi kepada seluruh sivitas hospitalia RSUP dr Soeradji Tirtonegoro yang telah berjuang keras untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat.
“Kita harus terus menjaga semangat untuk mempertahankan prestasi-prestasi yang telah diraih agar RSUP dr Soeradji Tirtonegoro mampu memberikan yang terbaik di bidang pelayanan kesehatan,” kata Endang.
Selain Klinik DOTS Plus, Dirjen Yankes Kemenkes meninjau pembangunan Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST) dan Critical Center yang masih dalam pembangunan tahap pertama. Bambang mengapresiasi RSUP dr Soeradji Tirtonegoro yang tetap bisa melaksanakan pembangunan sarana prasarana dengan biaya pendapatan mandiri tanpa bantuan.
“Hal ini tentunya dapat dilaksanakan karena RSUP dr Soeradji Tirtonegoro berkomitmen untuk melakukan efisiensi di berbagai sisi tanpa mengurangi pemberian pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Bambang. [*]