Akhir Tahun

by bkrismawan

Bagi setiap individu, arti akhir tahun bisa berbeda-beda. Ada yang semangat menyiapkan pesta Tahun Baru. Ada pula yang sibuk merancang liburan akhir tahun. Bagi umat Nasrani, menghadiri kebaktian Natal dan tahun baru serta mencari hadiah untuk orang-orang tersayang pun sangat penting.

Di tempat lain, ada karyawan yang bergegas menghabiskan budget, apakah untuk bersenang-senang ataupun sekadar agar anggaran terserap. Sementara itu, para pimpinan sibuk membuat summary akhir tahun baik untuk rapat kerja maupun diri sendiri agar bisa mempelajari kembali target apa yang sudah berhasil dicapai, mana yang masih jauh dari harapan dan apa saja kendala yang dihadapinya demi untuk merancang rencana kerja yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.

Yang jelas, sebagai manusia dewasa, pergantian tahun ini sayang kalau kita lewatkan begitu saja tanpa mengevaluasi apa yang sudah dicapai dan apa yang sudah direncanakan, tetapi belum sepenuhnya terlaksana. Di perusahaan-perusahaan, performance review sering terasa bagai rapor bagi anak sekolah. Namun, mau tidak mau, aktivitas ini tetap harus dilakukan agar kita terdorong untuk mengevaluasi diri.

Pada saat-saat suasana bisnis sedang tidak terlalu bersahabat sehingga hasil evaluasi tahun berjalan tidak terlalu bagus, kita pasti menganggap akhir tahun ini lebih menyeramkan. Bisa saja kita tidak mau melihat kenyataan, menghindari atasan yang mau mendamprat, ataupun kemarahan pada diri sendiri karena tidak berkinerja lebih keras lagi. Namun, yang jelas, akhir tahun memang akan datang, tahun harus ditutup, pembukuan pun harus diselesaikan. Pada bulan Januari, kita pasti memulai lembaran baru. Ini kenyataan. Jadi, hadapi realitas.

“Reality check”

Ini memang timing yang baik bagi kita untuk melihat kenyataan, apakah sasaran untuk tahun 2019 ini tercapai atau tidak. Kita memang sudah berusaha keras, berjuang untuk mengatasi masalah dan kalau tidak mencapai hasil, kita perlu juga mengatakan pada diri kita sendiri: “its okay”. Masih ada tahun depan untuk bisa berjuang lagi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.

Untuk mempersiapkan evaluasi akhir tahun bersama dengan orang lain, apakah itu atasan maupun bawahan, kita wajib melakukan beberapa hal berikut ini terlebih dahulu.

Evaluasi diri secara intensif

Hal yang sebetulnya bisa, tetapi sulit kita kerjakan adalah jujur pada diri sendiri. Padahal untuk tajam melakukan evaluasi, sikap obyektif sangat diperlukan. Kita bisa mulai memeriksa kembali pencapaian-pencapaian dan kesempatan-kesempatan untuk berkembang. Dari sini, kita mulai membandingkan antara hasil dan PR yang masih harus digarap. Periksa juga berbagai pendekatan kita, siapa tahu ada yang sudah tidak trendi lagi. Bila ada target yang tidak tercapai, kita perlu menganalisa dengan cermat, bukan sekadar menghindar atau merencanakan bela diri. Kita perlu juga memikirkan strategi apa yang harus dilakukan pada masa depan. Bila membutuhkan data yang menunjang alasan kita mencapai atau tidak mencapai target, persiapkan dan gali data yang ada. Jangan malas menganalisis dan mencari tahu.

“Brainstorming” secara terbuka

Sudah terbayang ketidaknyamanannya untuk membicarakan secara terbuka ketidakberhasilan kita dalam mencapai target tahun ini. Apalagi bila kita harus mempertanggungjawabkannya di depan forum. Bisa jadi kita akan menerima kritik dari atasan dan rekan kerja mengenai hal-hal yang mereka lihat dan tidak kita sadari, keputusan-keputusan salah yang kita ambil, bahkan mungkin saran yang pernah mereka berikan, tetapi kita abaikan karena merasa lebih tahu. Kita tidak bisa mengelak karena sikap ini pun tidak sehat. Yang bisa kita lakukan adalah mengganti mindset kita bahwa ajang diskusi ini adalah kesempatan untuk melakukan brainstorming demi peningkatan kinerja dan menetapkan strategi baru untuk 365 hari ke depan.

“Think big act small”

Dalam organisasi, biasanya kita perlu mencanangkan sasaran tahunan bersama-sama. “Think big and act small”, sasaran dibuat cukup menantang bagi semua individu dalam organisasi, meningkatkan adrenalin, tetapi tentunya harus cukup realistis agar semua orang merasa optimis untuk dapat mencapainya. Oleh karena itu, sasaran tersebut perlu dipecah-pecah sampai bagian terkecil dan menjadi target pribadi masing-masing individu. Dengan demikian, semua individu menyadari peran dan kontribusinya dalam pencapaian sasaran tersebut dan dalam selebrasi akhir tahun nantinya, semua bisa duduk bersama-sama merayakan keberhasilan maupun mengevaluasi kegagalan.

Tutup dengan optimisme

Apa pun hasil yang kita dapatkan, bagaimanapun juga Tahun Baru sudah di depan mata. Kita boleh saja mempersiapkan sedikit perayaan untuk pergantian tahun. Kita memang perlu memulai tahun yang baru dengan sikap positif yang memompa semangat untuk menggenjot lebih keras.

Tidak ada salahnya juga kita sesekali memikirkan diri sendiri. Apa yang akan kita ubah dari penampilan kita. Self care pada penghujung tahun dan merasakan hygiene pada tahun yang baru sungguh kita perlukan. Kita tidak bisa menyambut Tahun Baru dalam keadaan lusuh.

Buatlah kumpulan foto dan daftar dari hal-hal yang membuat kita lebih banyak mensyukuri tahun yang akan kita lewati ini. Termasuk juga mengapresiasi pencapaian-pencapaian baik yang besar maupun yang kecil dan terlihat remeh sekalipun. Kita juga boleh merenovasi ruangan, meja kerja, atau bergabung dengan grup-grup baru sesuai minat kita. Periksa saldo keuangan kita dan pikirkan bagaimana mengelola uang dengan lebih efisien pada tahun depan.

Kita juga perlu membuat daftar tindakan-tindakan penting yang akan dilakukan tahun depan. Apa yang ingin kita capai pada akhir tahun depan, siapa orang orang yang ingin kita temui, nilai tambah apa yang ingin kita wujudkan dalam pribadi masing-masing.

Berilah moto atau cari kata yang pas untuk tahun depan. Misalnya, simplify yang bisa berarti membuat pengeluaran lebih sedikit, waktu tidak terbuang banyak, proses bisnis semakin pendek, bahkan pikiran yang lebih tenang berkurang keribetan yang tidak perlu. Selamat Tahun Baru!

Eileen Rachman & Emilia Jakob

EXPERD

CHARACTER BUILDING ASSESSMENT & TRAINING

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 28 Desember 2019.

Share to

Artikel Menarik Lainnya