[vc_row][vc_column][vc_column_text]Kebahagiaan, juga kepahitan, hadir dalam beragam bentuk. Hubungan ayah-anak, persahabatan, peperangan, perpisahan, rasa kehilangan; semua mewarnai kompleksitas relasi antarmanusia. Buku The Kite Runner yang ditulis Khaled Hosseini memotret hal ini dengan apik dan menyentuh.
Pembaca akan dibawa ke Kota Kabul yang sejuk dan hijau di Afghanistan. Di sana, kita menjumpai persahabatan antara Amir, bocah kecil yang merasa dipandang sebelah mata oleh ayahnya, dengan pelayannya, Hassan. Bermain layang-layang bersama Hassan menjadi cara bagi Amir untuk mengalihkan rasa kecewa terhadap ayahnya.
Cerita bergerak hingga kita sampai pada masa ketika keasrian Kabul digantikan cekaman konflik serta bunyi bom dan tembakan. Juga, teriakan anak kecil dan perempuan. Kengerian merebak dan kematian terlalu cepat menjemput banyak orang. Bersama ayahnya, Amir terpaksa meninggalkan Kabul dan dengan barang seadanya bertolak ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri.
Meski begitu, bayang-bayang Kabul tak bisa lepas dari Amir. Membawanya melakukan petualangan kecil untuk kembali ke kota itu. Perjalanan itu menuntunnya kepada Sohrab, anak Hassan. Amir terpukul begitu tahu Hassan dan istrinya dibunuh kelompok Taliban di depan rumah masa kecil mereka, di depan mata Sohrab. Sohrab sendiri menjadi tawanan pemimpin Taliban di Kabul. Amir pun punya tekad baru, mencari Sohrab dan membawanya ke Amerika Serikat bersamanya.
The Kite Runner merupakan cerita fiktif paduan kisah pelik seorang anak kecil dengan awal konflik yang terjadi Afghanistan. Ditandai dengan kejatuhan sistem monarki dan intervensi Uni Soviet, peristiwa tersebut menjadi latar belakang yang mengubah hidup sang pemeran utama. Hubungan yang rumit dengan ayahnya, relasi karib dengan Hassan, serta perangainya sendiri sebagai seorang anak dan individu berkelindan dengan konflik Afghanistan. Kita melihatnya dari jarak yang sangat dekat, dari mata manusia yang langsung mengalaminya. Dari sudut pandang korban itu, kita melihat bagaimana pergumulan seseorang untuk menjauh dari wilayah konflik, trauma yang terus menghantui, serta perjuangan untuk bertahan hidup.
The Kite Runner merupakan buku novel karya pertama Khaled Hosseini, seorang penulis keturunan Afghanistan-Amerika. Selama dua tahun, buku ini menduduki peringkat pertama sebagai buku paling laris versi New York Times. Menceritakan kisah dengan isu yang cukup sensitif, The Kite Runner menjadi kontroversi tersendiri di Afghanistan. Buku ini pun sudah diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama, menunjukkan betapa besar minat orang terhadap karangan yang dituturkan.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]Mesti dikatakan bahwa buku ini mungkin tidak dapat serta-merta dinikmati semua orang dari berbagai latar umur dan kalangan. Beberapa bagian menceritakan secara eksplisit kekerasan seksual yang dialami subjek cerita, yaitu Hassan, alami saat dia masih kecil. Isu konflik yang sensitif juga membuat buku ini membutuhkan kebisaan memandang sesuatu secara obyektif dan luas. [YOM/Litbang Kompas][/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_message message_box_style=”outline” message_box_color=”grey” icon_fontawesome=”fa fa-book”]Judul : The Kite Runner
Penulis : Khaled Hosseini
Penerbit : Riverhead Books
Tahun Terbit : 2004
[/vc_message][/vc_column][/vc_row]