Pesatnya perkembangan teknologi akan mendorong terjadinya revolusi industri keempat (4.0) dalam beberapa dekade mendatang. Buku The Fourth Industrial Revolution karya Klaus Schwab menjelaskan revolusi industri keempat tersebut, apa yang ditawarkannya, apa dampaknya, hingga bagaimana kita dapat memanfaatkannya.
Revolusi industri keempat lebih dari sekadar pemanfaatan sistem dan mesin cerdas yang saling terkoneksi. Cakupannya jauh lebih besar, yaitu perpaduan antara kemajuan teknologi dan domain fisik, digital, serta biologi yang membuat revolusi industri kali ini benar-benar berbeda dari revolusi industri sebelumnya. Kita akan menyaksikan terobosan di berbagai bidang, mulai dari gene sequencing ke nanoteknologi, hingga 3D printing ke bioteknologi.
Buku The Fourth Industrial Revolution (Crown Business, 2016) menguraikan potensi yang ditawarkan industri 4.0 ini. Klaus meyakini, cara-cara baru pemanfaatan teknologi akan membawa dampak positif bagi kemaslahatan manusia. Inovasi di bidang biologi, misalnya, bisa memberikan solusi atas masalah-masalah medis yang sebelumnya tak mampu dipecahkan.
Di sisi lain, Klaus juga mengungkap tantangan-tantangan yang akan dihadapi. Selain kekhawatiran akan hilangnya sejumlah profesi, ada pula kekhawatiran terkait relasi antarmanusia yang semakin tergantung pada teknologi. Gejalanya telah terlihat. Penelitian yang dilakukan Universitas Michigan pada 2010 menyebutkan, 40 persen mahasiswa mengalami penurunan kemampuan bersosialisasi dan berempati. Meskipun demikian, Klaus juga memaparkan berbagai alasan untuk optimistis menghadapi revolusi industri keempat. (AEP/LITBANG KOMPAS)
The Fourth Industrial Revolution
Penerbit : Crown Business
Tahun terbit : 2016