Tidak tanpa sebab jika di suatu tempat terdapat hal-hal yang dianggap tabu. Dan, jangan coba-coba melanggarnya jika tidak mau bernasib buruk. Kira-kira demikianlah pesan moral yang ingin disampaikan film bertajuk Tabu, Mengusik Gerbang Iblis besutan Starvision ini.
Enam sekawan Diaz, Keyla, Tio, Adis, Muti, dan Mahir hendak mengisi akhir pekan dengan melakukan hal yang tidak biasa. Muncul gagasan untuk berakhir pekan di Leuweung Hejo, sebuah tempat yang dianggap angker. Alih-alih merasa takut dan menjaga sikap, keenam remaja itu justru melakukan beragam hal yang dianggap tabu.
Mereka mengalami kejadian aneh yang berbuntut pada hilangnya Diaz. Mereka pun sadar telah melakukan hal yang keliru. Beruntung hadir seorang bocah yang entah dari mana dan menunjukkan keberadaan Diaz. Lalu, mereka kembali ke kota dengan membawa serta bocah tersebut. Namun, itu ternyata menjadi awal dari munculnya berbagai teror.
Bisa dikembangkan
Kisah tentang sekelompok remaja yang mendapat kesulitan karena melanggar aturan bukanlah hal yang baru. Meski sebenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan dari cerita ini, Tabu tampaknya lebih suka menonjolkan sosok-sosok menakutkan. Sangat disayangkan, film ini jadi menyisakan banyak hal yang dipaksakan dan cenderung tidak masuk akal.
Misalnya, mengapa seorang anak yang ditemukan di tengah hutan tidak mengundang pertanyaan dan justru dengan mudah diajak ke kota ketimbang misalnya dibawa ke pihak berwajib. Namun, cerita tentu tidak berkembang jika tidak ada masalah. Dan, ternyata kemudian, si bocah membawa banyak masalah.
Sementara itu, dari sisi akting, penampilan para bintangnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi. Penampilan mengesankan dihadirkan artis cilik Radja Nasution yang berperan sebagai bocah misterius. Jika kemampuan akting para bintangnya lebih diasah, Tabu akan terasa lebih kuat dan mencekam, bukan sekadar mengandalkan popularitas para bintangnya.
Dari sisi teknis dan efek khusus, film Tabu ini cukup menjanjikan, walau lagi-lagi masih bisa lebih ditingkatkan lagi. Terlepas dari berbagai kekurangan, film ini cukup menarik untuk diikuti dari awal hingga selesai. Namun, bagi penggemar horor sejati, barangkali tingkat kengeriannya masih kurang. Barangkali memang yang mau ditonjolkan adalah moral cerita, jangan suka sembarangan jika berada di tempat baru dikunjungi. [ACA]
Sutradara:
Angling Sagaran
Penulis:
Haqi Achmad
Pemeran:
Angga Yunanda, Isel Fricella, Bastian Steel, Agatha Chelsea, Rayn Wjaya, Elina, Alfie Alfandy, Mona Ratuliu, Radja Nasution, Laksmi Notokusumo, Oce Permatasari, Vicky Nitinegoro
Rilisan:
Indonesia
Tayang perdana:
24 Januari 2019
[su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=Z5vh05hhjvs” width=”640″ height=”420″]