Dongeng Anak Menanam Bibit Pohon Sengon

by bkrismawan

logo nusantara bertutur

 

 

 

[su_audio url=”http://advisual.kompas.id/nusantara-bertutur/audio/menanam-bibit-pohon-sengo.mp3″]

Hari Minggu pagi yang cerah. Anto sedang berlibur di rumah kakeknya, Kakek Broto di daerah Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul.

Pagi itu, Kakek Broto sedang menyiram tanaman dalam plastik-plastik kecil berwarna hitam di pekarangan rumah.

“Kakek sedang menyiram bibit tanaman apa?” sapa Anto yang baru selesai mandi.

“Bibit pohon sengon,” jawab Kakek Broto. Kakek Broto lalu menunjuk plastik berwarna hitam. “Ini namanya polybag. Semacam pot tapi terbuat dari plastik untuk diisi tanah dan bibit tanaman. Kalau sudah besar, cikal bakal pohon sengon ini dipindah ke media tanam yang lebih luas.”

Kakek Broto lalu menunjuk ke arah selatan. Terlihat hamparan hutan buatan dengan pohon-pohon tinggi menjulang. Daun-daunnya rimbun.

“Pohon yang kecil ini nanti akan tumbuh menjadi pohon yang besar di hutan itu,” jelas Kakek Broto.

“Kenapa harus menanam pohon yang baru, Kek?” tanya Anto.

“Kayu sengon biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, rumah, dan jembatan. Untuk menggantikan pohon sengon yang akan dimanfaatkan, maka perlu menanam pohon yang baru untuk tetap menjaga hutan kita,” papar Kakek Broto. “Karena hutan yang gundul akan berakibat tidak baik.”

“Apa dampak buruknya, Kek?”

“Hutan yang tidak kita jaga kelestariannya maka akan rusak. Dampak negatif kerusakan hutan antara lain terjadi banjir dan tanah longsor pada musim hujan. Kekeringan pada musim kemarau. Rusaknya lapisan ozon. Dan punahnya beberapa kekayaan flora dan fauna khas Indonesia,” papar Kakek Broto.

Anto manggut-manggut.

“Pohon boleh ditebang bila umur sudah pas, diameter lingkar pohon sudah sesuai peraturan,” jelas Kakek Broto.

“Karena itu, kita  harus terus mempersiapkan pohon-pohon baru, untuk menggantikan pohon-pohon yang ditebang, demi mencegah hutan yang gundul.”

“Hutan yang rimbun dan hijau jadi tempat tinggal beraneka macam margasatwa ya, Kek?” tanya Anto.

“Betul, Cucuku,” jawab Kakek Broto. “Sebagai tempat tinggal berbagai macam hewan adalah salah satu fungsi penting hutan. Fungsi yang lainnya adalah menjaga persediaan air dalam tanah, menjaga keanekaragaman hayati. Hutan juga punya nilai ekonomi bila dikelola dengan benar.”

“Seperti pohon sengon saat sudah tumbuh besar ya, Kek?”

Kakek Broto mengangguk.

“Kita perlu menjaga hutan dengan cara melakukan reboisasi, yaitu menanami kembali hutan yang sudah telanjur gundul. Tujuannya hutan kembali menghijau.”

“Ternyata menjaga hutan itu penting ya, Kek.”

“Betul sekali, Anto.  Yuk, bantu Kakek menyiram bibit sengon ini!  Lalu setelah itu kita sarapan,” ajak Kakek.

Anto lalu mengambil alat penyiram tanaman, dan membantu kakeknya menyirami bibit  pohon sengon satu per satu. *

[su_note note_color=”#FF9″]
Penulis: Desi Puspitasari
Pendongeng: Kak Resha (@kakresha)
Ilustrasi: Regina Primalita
[/su_note]

Share to

Artikel Menarik Lainnya