Doraemon dan Nobita sudah bersahabat selama hampir 50 tahun. Sekian ribu episode terlewati, ribuan petualangan juga dilalui bersama. Salah satunya di film yang rilis tahun lalu di Jepang, Great Adventure in the Antarctic Kachi Kochi.
Kisah tentang robot kucing yang diutus ke masa lalu untuk menolong seorang anak laki-laki yang duduk di kelas 5 SD terpatri di benak anak-anak. Tak disangka, hingga saat ini, kisah ini melintasi tiga generasi, memberikan memori manis tentang persahabatan robot kucing dan anak manusia.
Doraemon, yang merupakan robot dari masa depan, diutus oleh Nobita dewasa untuk kembali ke masa lalu. Doraemon diminta untuk menemani dan membantu Nobita menghadapi kesulitan-kesulitannya. Karakter Nobita yang pemalas, cengeng, dan jahil, sering membuat Doraemon kepayahan. Walau begitu, Nobita memiliki karakter setia kawan yang tinggi, yang selalu akan berada di sisi teman-temannya, khususnya Doraemon.
Persahabatan Nobita dan Doraemon semakin berwarna dengan kehadiran Shizuka, Gian, dan Suneo. Mereka kerap bertualang bersama dan memecahkan masalah bersama. Dalam film-film panjang, penonton bisa menyaksikan kisah yang lebih rumit, dengan penggalian karakter yang lebih dalam.
Great Adventure in the Antarctic Kachi Kochi merupakan salah satu film panjang Doraemon yang wajib ditonton oleh siapa pun yang menggemari karakter yang diawali dari anime ini. Di Jepang, film ini sudah rilis sejak 2017, tetapi baru mendapatkan jatah tayang di Indonesia pada 2018. Kisahnya masih tentang kehidupan Doraemon dan Nobita. Kali ini, mereka sedang diserang hawa panas berlebihan saat musim panas. Nobita merengek kepada Doraemon agar mengajaknya ke suatu tempat yang dingin. Menggunakan pintu ke mana saja, Doraemon membawa Nobita ke Antartika.
Pertama kali menginjakkan kaki di Antartika, Nobita takjub dan ingin bermain sejenak. Dia membangun area bermain dari es dan mengundang Shizuka, Gian, dan Suneo turut bermain bersama. Saat sedang bermain, Nobita menemukan lorong ke bawah es da menyusurinya. Sesampainya di bawah, dia melihat sebuah cincin terkubur di dalam es. Nobita mengambilnya menggunakan alat Doraemon dan membawanya. Nobita menunjukkan penemuannya kepada teman-temannya. Cincin itu membuat mereka tergerak untuk memulai petualangan baru: mencari pemilik cincin tersebut.
Menggunakan alat Doraemon, mereka dibawa ke 100.000 tahun yang lalu, saat Antartika belum menjadi lautan es seperti sekarang. Saat itu, di sana terdapat sebuah kota yang sudah ditinggalkan penghuninya. Nobita dan kawan-kawan bertemu dengan Carla dan profesor Hyakkoi yang merupakan pemilik cincin tersebut. Carla dan profesor membutuhkan cincin itu untuk mengalahkan monster es yang membuat planet mereka membeku. Namun, situasi menjadi pelik ketika sang monster jugalah yang membuat kota tua tersebut tak berpenghuni dan lambat laun mengubah Bumi memasuki Zaman Es.
Nobita dan kawan-kawan berniat membantu Carla, tetapi juga tidak ingin Bumi berubah menjadi es selamanya. Mereka pun bahu membahu melawan sang monster agar sejarah tidak berubah.
Nilai persahabatan dan kerja sama
Ada banyak film kartun yang memang ditujukan untuk mengedukasi anak tentang nilai-nilai kehidupan dan cara berinteraksi dengan sesama. Cerita Doraemon telah diturunkan dari generasi ke generasi, mengajarkan anak tentang persahabatan dan menolong sesama.
Hubungan antara Doraemon dan Nobita tak sekadar hubungan simbiosis mutualisme. Ada koneksi emosional di sana yang membuat keduanya, bahkan ketika sedang kesal kepada satu sama lain, tetap saling percaya dan setia. Karakter ini sangat melekat pada karakter Nobita, yang di kesehariannya digambarkan sebagai anak cengeng dan pemalas. Namun, Nobita memiliki sifat setia kawan yang ditularkannya kepada teman-temannya yang lain, yang membuatnya menjadi karakter kunci.
Setiap kisah petualangan Doraemon sarat akan cerita tentang petualangan seru yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Tak hanya sekadar hiburan, dengan bimbingan orangtua, film ini bisa menjadi salah satu media pembelajaran anak untuk belajar berbagi dan berinteraksi sosial. [DLN]
Tayang perdana:
Oktober 2018,
Rilisan:
Jepang,
Sutradara:
Atsushi Takahashi,
Skenario:
Fujiko Fujio,
Pemain:
Wasabi Mizuta, Megumi Ohara, Yumi Kakazu, Tomokazu Seki, Subaru Kimura, Chiaki, Rie Kugimiya, Aya Endo, Nao Toyama
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 31 Oktober 2018.