Pemanfaatan prostetik sebagai bagian dari efek spesial dalam panggung pertunjukan menjadi unsur yang juga sangat penting untuk membuat sebuah kisah yang diceritakan terasa lebih nyata di mata penonton. Penggunaannya dalam industri film misalnya, sudah berlangsung lama. Untuk mengenal lebih dekat tentang pemanfaatan prostetik di industri film, mari simak infografik berikut ini.
Pengertian
Prostetik (kata benda) memiliki arti sebagai anggota tubuh buatan atau prostetis. Dalam industri hiburan/pertunjukan, prostetik dimaksudkan sebagai fitur tambahan atau benda berbahan fleksibel yang diaplikasikan ke wajah atau tubuh seseorang untuk menunjang penampilan mereka dalam sebuah pertunjukan dan bersifat sementara.
Awal Mula
Pemanfaatan prostetik dalam jagad hiburan mengalami revolusi ketika John Chambers (1922-2001), seorang make up artist ternama AS yang terkenal sebagai seniman “di balik” telinga Spock dalam Star Trek (1966), membuat sebuah gebrakan di dunia make up prostetik untuk “menghidupkan” berbagai karakter monyet dalam film Planet of The Apes (1968).
Selain Chambers, hadir pula Dick Smith (1922-2014), yang dijuluki sebagai “The Godfather of Make Up”. Karya make up prostetiknya terdapat dalam film Little Big Man (1970), The Godfather (1972), The Exorcist (1973), Taxi Driver (1976), Scanners (1981), dan Amadeus (1984).
Pemanfaatan prostetik dalam industri film menjadi bagian dari tata rias khusus:
Special Makeup Effect (SFX)
Pembuatan efek dengan tata rias untuk “membuat nyata”, misalnya luka akibat senjata, efek wajah orang yang sudah tua, atau efek wajah orang sakit.
Prosthetics Makeup
Seni tata rias dengan implan/bagian palsu untuk memodifikasi anggota atau organ tubuh, misalnya bagian tubuh yang terbakar, terbelah, atau putus.
3D FX Transfer
Transfer implan/bagian palsu ke kulit, misalnya tata rias yang menghasilkan wajah zombie, alien, dan karakter fantasi lainnya.
Bahan utama prostetik :
Semen gipsum, lateks, gelatin, atau silikon.
Ahli make up prostetik Indonesia
- Subarkah Hadisarjana, menangani spesial efek film Jakarta ’66.
- Anwar Gepeng, paling ternama dalam film Terowongan Casablanka.
- Notje Tatipata, dalam film Hantu Rumah Ampera.
- Kumalasari Tanara, salah satunya Rumah Dara.
- Sarwo Edi Kocom, karya terbarunya di Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak.
- Cherry Wirawan, dalam film Night Bus dan 5 Cowok Jagoan.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 September 2018.