Kemajuan teknologi dalam dunia otomotif bisa didengar, dilihat, bahkan dirasakan. Tidak hanya pada kendaraan penumpang, tetapi juga kendaraan komersial yang terus berpacu mengiringi waktu dan tuntutan zaman.
Sebut saja, common rail pada kendaraan bermesin diesel. Sistem injeksi bahan bakar langsung ini menyerupai sistem injeksi bahan bakar langsung yang terdapat pada mesin kendaraan berbahan bakar bensin.
Pada mesin diesel dengan sistem common rail, pompa injeksi diganti dengan pompa yang mampu menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi yang kemudian disimpan dan disalurkan ke nozzle-nozzle untuk siap disemprotkan dalam proses pembakaran.
Teknologi tersebut terbilang efektif untuk meningkatkan performa, sekaligus meminimalkan suara bising—ciri yang sering kali mengusik pengemudi mobil diesel. Oleh sebab itu, produsen kendaraan bermotor, tanpa kecuali kendaraan komersial mencoba menerapkan teknologi tersebut. Di antaranya Isuzu yang disebut-sebut sebagai pelopor penerapan sistem common rail.
Dengan common rail, emisi kendaraan dapat ditekan seoptimal mungkin. Di sisi lain, tenaga yang keluar dari dapur pacu semakin besar. Hal ini terkait dengan tekanan injeksi yang semakin sempurna. Pengendalian kuantitas injeksi bahan bakar yang semakin baik juga berdampak pada suara bising yang semakin minim. Yang tak kalah penting, beban kerja mesin semakin ringan sehingga kendaraan dapat lebih responsif.
General Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril menjelaskan, teknologi pada sistem pembakaran ini juga merupakan langkah Isuzu untuk menghadapi regulasi tentang Euro 4.
“Engine ini akan membantu Isuzu untuk menghadapi regulasi pemerintah mengenai Euro 4. Selain itu, engine ini akan membantu konsumen dalam penghematan bahan bakar, dikarenakan sistem common rail ini bisa mengatur pembakaran dengan tepat.”
Mesin-mesin Isuzu direkayasa untuk menghasilkan tenaga dan tendangan torsi yang cukup (tidak berlebihan) agar tekanan mesin tidak terlampau tinggi. Hal ini bertujuan mengurangi keausan mesin serta meningkatkan umur komponen. Sementara itu, keandalan ditentukan dengan menciptakan campuran bahan bakar udara yang optimal, serta memastikan bahwa panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran adalah konstan dan disemprotkan secara seragam.
Bahan bakar berkualitas
Teknologi pada mesin diesel ini tentu harus diiringi dengan penggunaan bahan bakar yang berkualitas pula. Pemilihan bahan bakar dengan kualitas rendah, selain mengganggu sistem common rail, tentu akan memengaruhi sistem pembakaran secara keseluruhan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Isuzu menggunakan filter bahan bakar yang memiliki efisiensi filtrasi dalam memisahkan air. Selain itu juga menggunakan filter yang sudah dipaket dengan sistem alarm berbasis sensor level air. Tidak hanya berhenti sampai di situ, injektor bahan bakar juga diciptakan dengan lapisan khusus yang dapat melindungi bahan bakar dari zat asing.
Selain Isuzu, merek kendaraan komersial lain seperti Hino terus berinovasi menghadirkan produk-produk unggulan. Pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu, merek asal Jepang ini memamerkan bus listrik yang diberi nama Poncho EV.
Hino menghadirkan kendaraan tersebut sebagai upaya untuk terus berkontribusi kepada masyarakat dan lingkungan. Bus mungil ramah lingkungan yang bebas emisi dan karbon dioksida ini memberikan kenyamanan tersendiri karena memiliki suara lembut.
Mengutip Kompas edisi Kamis (23/8), di Asia, teknologi hibrida untuk truk, diperkenalkan pada 2011 di Hongkong oleh Hino. Sementara itu, Poncho EV yang tampil pada pameran otomotif berskala internasional tersebut merupakan hasil pengembangan dari generasi-generasi sebelumnya yang berbahan bakar diesel.
Pihak Hino mengakui, sumber listrik, dalam hal ini baterai, menjadi tantangan serius yang harus dihadapi di tengah gencarnya perkembangan teknologi mobil listrik. Tak hanya kapasitas baterai, tetapi juga desain dari sumber listrik tersebut. Belum lagi gaya berkendara, yang dipastikan turut memengaruhi pasokan listrik pada mesin. Dan, yang juga tak kalah penting adalah infrastruktur kendaraan tersebut digunakan. [*/BYU]
Foto : Shutterstock.com
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 1 September 2018.