Menjadi mantan anggota militer tak akan pernah bisa membuat Robert McCall (Denzel Washington) pensiun sepenuhnya. Instingnya untuk melindungi orang-orang teraniaya dan mengadili mereka yang berbuat curang, tak pernah padam. Apalagi jika sampai orang terdekatnya yang tersakiti: dia tak akan pandang bulu.
Tampaknya memang niat untuk pensiun tak bisa sepenuhnya dirasakan. McCall, yang telah melanjutkan hidupnya dengan menjadi supir Lyft, tetap merasa tergerak ketika melihat orang-orang di sekelilingnya mengalami kesulitan.
Misalnya, ketika suatu hari dia menyamar sebagai seorang rabi, menempuh perjalanan jauh menuju Istanbul, untuk mengejar seorang pria yang berusaha membawa kabur anaknya dari mantan istrinya. Atau, ketika dia iba dengan seorang perempuan yang menjadi penumpangnya, yang ternyata korban pemerkosaan.
McCall selalu melakukan aksinya dengan caranya sendiri. Dia seperti antihero yang seakan tak terjamah siapa pun, bahkan aksinya tak terendus polisi.
Kisah tentang persahabatan
Misi utama McCall di sekuel ini adalah menuntut balas atas kematian satu-satunya sahabat yang masih mengetahui bahwa McCall masih hidup, Susan (Melissa Leo). Merasa sudah tak punya siapa-siapa lagi, McCall menemui Dave (Pedro Pascal), mantan partnernya di militer untuk meminta bantuan menyelidiki kematian Susan.
McCall mencurigai kematian Susan ada hubungannya dengan kasus pembunuhan di Belgia yang sedang diselidiki Susan. Tak lama setelah itu, McCall pun menjadi sasaran para pembunuh yang ingin menghabisinya—dan orang-orang yang berafiliasi dengannya.
Misi McCall kali ini sangat terasa sentimentil. Penonton digiring terlebih dahulu untuk memahami kondisi McCall saat ini: sendirian, kesepian, tanpa siapa pun yang mengetahui kalau dia masih hidup—kecuali Susan. Sehari-hari, McCall hanya ditemani buku favoritnya. Namun, kebaikan hati McCall membuatnya memiliki hubungan baik dengan tetangganya, salah satunya Miles (Ashton Sanders), pemuda berbakat yang nyaris terjun ke dunia kelam.
Jadi, hubungan McCall dan Susan sudah dikisahkan terlebih dulu, walau kurang tergali. Namun, penonton sudah bisa menangkap keduanya memiliki relasi yang sangat erat. Kematian Susan yang tragis bisa menjadi alasan yang cukup kuat untuk membuat McCall berang dan keluar dari persembunyiannya untuk kemudian “menggulung” semua orang yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, hubungan unik McCall dan Miles pun cukup mendapat porsi di sini. McCall, melihat bahwa Miles memiliki potensi, peduli dengan masa depan anak ini. Ketika Miles sempat terjerumus ke dalam gang mafia, naluri kebapakan McCall tergelitik dan dia berusaha menyelamatkan Miles dari jurang kekelaman.
Denzel Washington memang hampir tidak pernah gagal membawakan karakter yang begitu dalam, karakter yang memiliki kompleksitas dan latar belakang yang rumit. Tak heran jika penonton bisa dengan mudah menyelami karakter McCall dan berempati kepadanya.
Film ini menyentuh sisi humanisme penonton, tetapi gagal menyajikan sajian dengan kemasan yang komplet. Aksi-aksi McCall yang sering digambarkan selalu berhasil menekuk musuh justru membuat karakter ini seakan tidak terjamah.
Penggambaran McCall terlalu bombastis sehingga lawannya di film ini tak ada yang bisa menandinginya. Hal ini memunculkan sedikit rasa bosan karena penonton tak melihat karakter McCall mendapatkan kesulitan, yang berdampak pada berkurangnya sensasi seru dari film ini. [DLN]
Sutradara :
Antoine Fuqua
Skenario :
Richard Wenk
Pemain :
Denzel Washington, Pedro Pascal, Ashton Sanders, Bill Pullman, Melissa Leo
Rilisan :
Amerika Serikat
Tayang Perdana :
agustus 2018
[su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=HyNJ3UrGk_I” width=”640″ height=”420″ autoplay=”yes”][su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?t=17&v=fW-GgbZjC68″ width=”620″ autoplay=”yes”][/su_youtube]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Agustus 2018.