Memanfaatkan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Gondangdia, puluhan orang muda meluangkan waktunya setiap Minggu sore untuk mengajar anak-anak dari kelompok marginal yang ada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bernaung di bawah nama Sekolah Kolong Cikini (Seko.Ci), bermacam kegiatan edukasi yang dilakukan diharapkan juga bisa membentuk etika kesantunan dan budi pekerti serta menanamkan rasa cinta Tanah Air.
Seko.Ci bermula ketika sang penggagas, Ajeng Satiti Ayuningtyas, merasa prihatin mendengar anak-anak tersebut melontarkan kata atau kalimat kasar. Keprihatinan ini memantik ide untuk membuat sekolah, setidaknya agar mereka bisa bersikap lebih sopan.
Kolong jembatan
Salah seorang pengajar Siti Rahmi Djuanidi saat ditemui Minggu (5/8) mengatakan, awalnya, Seko.Ci menggunakan area di kolong jembatan kereta dekat Stasiun Cikini untuk mengajar. Kalau cuaca cerah, taman di dekat Mapolsek Metro Menteng jadi tempat mengajar. Saat itu, modalnya cuma alas dari spanduk bekas dan papan tulis kecil.
Ketika RPTRA Gondangdia selesai dibangun, Seko.Ci melihat peluang dan berniat pindah lokasi mengajar ke lokasi tersebut. Gayung bersambut, pihak pengelola memberikan izin, dan sampai sekarang Seko.Ci secara rutin setiap Minggu pukul 15.00–17.00 WIB menggelar kegiatannya di sana.
“Awal ada Seko.Ci, yang datang cuma 2–4 orang. Sampai akhirnya kita buat bingkisan berupa tas yang isinya buku dan semacamnya supaya mereka tertarik untuk belajar. Makin ke sini makin banyak,” kata Siti.
Kini, setiap Minggu rata-rata sekitar 20 anak-anak berusia 3–16 tahun datang untuk belajar. Anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut mayoritas bekerja di sekitar kawasan Menteng menjadi pemulung, pengamen, dan penjual tisu.
“Kesulitannya di sini lebih pada bagaimana membuat anak-anak fokus. Mereka sebenarnya mau belajar, tapi bukan seperti yang di sekolah formal. Mereka respect kalau kita ajak ngobrol, makanya setidaknya di sini kita kumpul dan dengarkan apa yang mereka mau, apa yang mau dipelajari. Have fun saja,” papar Siti.
Program
Seko.Ci memiliki 2 program yang disebut Mendarat dan Berlayar. Mendarat adalah kegiatan yang dilakukan di RPTRA Gondangdia seperti mendongeng, bernyanyi, belajar membaca dan menulis, menggambar dan mewarnai, hingga mengajak mereka bercerita tentang hal-hal yang telah dipelajari. Sementara itu, Berlayar adalah program “jalan-jalan” keluar seperti ke museum, tempat wisata, atau arena bermain.
“Harapannya, seperti yang kita selalu bilang, Seko.Ci ini bisa ada dan dijalankan di mana saja,” pungkas Siti. [ASP]
Foto-foto : Iklan Kompas/Antonius SP.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 Agustus 2018.