Selama ini, Mocca dikenal sangat konsisten menggunakan bahasa Inggris dalam berkarya. Usaha ini pun berhasil dengan prestasinya yang mampu merambah hingga ke luar Indonesia.
Setelah lama tidak terdengar, Mocca baru-baru merilis album teranyarnya bertajuk Lima. Nama album ini diambil karena memang inilah album kelima band asal Bandung ini yang sudah berkarya sejak 1999.
Total ada 8 lagu dimasukkan ke dalam album ini, yaitu “Teman Sejati”, “Tanda Tanya”, “Di Penghujung Hari Minggu”, “Aku dan Kamu”, “Ketika Semua Telah Berakhir”, “Dan Akhirnya”, serta “Perahu Kertas”. Seluruh lagu ini ditulis dalam bahasa Indonesia. Ini sebuah langkah yang menarik ditunggu dari kuartet ini.
Menurut penuturan para anggota Mocca, para personil mengaku mendengarkan penyanyi baru yang menulis lagu dalam bahasa Indonesia. Salah satunya yang mereka dengar adalah Danilla.
Penggunaan bahasa Indonesia ini awalnya dikhawatirkan oleh para personil malah membuat syairnya menjadi terlalu mendayu. Oleh karena itu, mereka memilih untuk tidak terlalu memanjakan pendengar dengan lagu cinta. Walaupun demikian, tema yang agak sendu juga disajikan, misalnya tentang patah hati.
Untuk album ini, Mocca menggandeng Mondo Gascaro sebagai produser. Mondo memberikan arahan untuk mixing dan ide instrumen tambahan yang dimasukkan ke dalam beberapa lagu. Mocca juga mengajak pianis muda yang sedang naik daun, Gardika Gigih, dan pemain biola Achi Hardjakusumah untuk berkolaborasi dalam lagu “Ketika Semua Telah Berakhir”.
Album Lima ini diharapkan mampu menjadi album yang monumental seperti album-album sebelumnya. Album kelima ini disajikan dalam dua bentuk, yaitu deluxe dan reguler. Album ini akan dirilis dalam bentuk cakram digital. Sementara itu, versi digitalnya akan dirilis pada 9 Maret 2018. [*/VTO]
Foto dokumen Mocca.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 Maret 2018.