Adopsi Ruang Terbuka di Tengah Kota

by bkrismawan

Keluarlah dari ruangan, nikmati udara terbuka. Anjuran ini selalu mengemuka, agar pikiran dan tubuh lebih segar. Namun, kala bermukim di kota besar seperti Jakarta, pertanyaan selanjutnya adalah ke mana? Kebebasan bersentuhan langsung dengan udara segar di ruang ibu kota kerap sebatas imaji yang hanya meninggalkan rasa rindu dalam hati.

Penataan ruang terbuka hijau (RTH) telah diatur dalam Undang-undang no 26 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa 30 persen wilayah kota harus berupa RTH yang terdiri atas 20 persen publik (misalnya taman kota, hutan kota, sabuk hijau) dan 10 persen privat berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Meski demikian, mencari area terbuka hijau yang nyaman dan bisa menjadi tempat bersantai maksimal tetap tak terasa mudah.

Meski tak seberapa luas, beberapa area publik di Jakarta kini hadir dengan mengetengahkan kehadiran ruang terbuka. Menjadi sanctuary meski bersisian persis dengan titik kemacetan.

Persembunyian urban

Tak ada yang lebih nikmat dari menyesap kopi hangat di bawah pohon rindang dengan hamparan rumput hijau. Halaman yang cukup luas itu ditata menjadi beberapa bagian area duduk. Sementara bangunan kedai terlihat begitu memikat di tengah lahan, dengan kusen jendela berwarna-warni dalam berbagai ukuran yang dirakit menjadi pengganti tembok masif. Menjadikannya spot favorit bagi setiap pengunjung untuk sekadar swafoto.

foto-foto iklan kompas/Mi Rani Adityasari.

Kamis (8/2), Kozi Lab di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan, terlihat kian romantis di tengah rintik hujan. Meski lokasinya terbilang “terpencil”—berada di jalur yang biasa dijadikan jalan pintas dari Jalan Jeruk Purut menuju TB Simatupang—Kozi Lab menjadi buah bibir di kalangan anak muda Jakarta.

Es kopi susu yang kini tengah menjadi tren juga menjadi menu andalan di sini. Namun, dengan sedikit sentuhan baru. Ada kosangsu alias kopi pisang susu, yang sesuai dengan namanya memberi sensasi rasa pisang, dan kold brown yang diberi pemanis brown sugar. Tentu saja, Kozi Lab masih punya banyak varian menu kopi berbasis espreso dan ada pilihan dengan teknik seduh kopi manual bagi pencinta kopi.

Masih di Jakarta Selatan, sebuah ruang publik komunal Como Park di area Kemang Timur menyajikan konsep berbeda. Meski halamannya tak seberapa luas, Como Park menjadi tempat favorit karena suasananya yang begitu khas, dan menjadi taman anjing yang memberi kesempatan bagi para pemiliknya untuk juga ikut menikmati suasana nyaman di ruang terbuka. Terlebih Como Park menghadirkan kafe, restoran, dan kedai pizza yang juga tampil otentik dan dengan desain unik. Itu sebabnya ia selalu disebut-sebut dalam daftar pilihan destinasi bagi yang ingin bersantai menghabiskan Minggu sore di Jakarta.

Bermain-main di halaman memang kerap membuat diri lupa waktu. Apalagi jika berpiknik bersama keluarga dan sahabat. Berhubung area piknik di Jakarta terbilang minim, tak ada salahnya menjajal Siku Dharmawangsa, di Jakarta Selatan. Siku menyulap area belakangnya menjadi halaman untuk berpiknik, menggunakan alas duduk berwarna-warni. Anak-anak pun bisa lebih bebas berlarian, terlebih terdapat trampolin di sudut halaman dan mainan untuk anak-anak balita di bagian dalam restoran.
Suasana pun makin menyenangkan dengan deretan menu makanan unik dan minuman segar, mulai dari menu sarapan hingga untuk makan malam. Siku buka mulai pukul 07.30 sehingga bisa menjadi singgahan tepat untuk memulai hari. [ADT]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 10 Februari 2018.

Share to

Artikel Menarik Lainnya