Desember menjadi bulan menyenangkan, mungkin tidak bagi semua orang. Tapi, kebanyakan dari orang-orang yang dijumpai dan ditanya, Desember menjadi bulan yang terasa penuh keceriaan. Kenapa? Karena di bulan ini Natal dan Tahun Baru hadir. Banyak pula orang yang mengambil waktu cuti lebih panjang agar dapat berlibur bersama keluarga dan kerabat terkasih untuk merayakan Natal saja, Tahun Baru saja, atau keduanya.
Ketika berbicara Natal yang terbayang kemudian adalah kehangatan. Sementara itu, ketika membicarakan Tahun Baru yang terbayang adalah harapan. Kedua hal ini menjadi penyemangat di tiap individu. Begitu yang dirasakan oleh Cabrini Asteriska Widiantini, yang akrab dipanggil Asteriska ini.
Anggota dari Barasuara ini berkisah, “Memasuki bulan ini, pikiran saya langsung tertuju ke Natal. Sangat excited, seakan-akan ada kupu-kupu berada di perut. Koleksi playlist saya pun langsung yang bertemakan Natal semua.”
Baginya, Natal menjadi momen kumpul keluarga. Dengan kesibukan yang padat, momen ini dimanfaatkan sebaik mungkin. “Hal ini sudah seperti kebiasaan keluarga saya, sesibuk apa pun dan jika masih memungkinkan pasti menyempatkan diri untuk tetap dapat berkumpul bersama keluarga,” terang Asteriska.
Open house menjadi kegiatan khas di keluarganya ketika merayakan Natal. ”Biasanya dari tahun ke tahun karena ibuku anak pertama, adik-adiknya datang ke rumah untuk Natalan. Ibuku 10 bersaudara. Di antara saudara-saudaranya hanya ibuku yang merayakan Natal. Meski demikian, kami sekeluarga besar tetap ngumpul-ngumpul. Keseringan sih sama keluarga dari ibuku karena kebanyakan tinggal di Jakarta jadi lebih mudah ketemuan. Sementara, dari keluarga ayahku karena hampir semua merayakan Natal dan tinggalnya berjauhan jadi lebih jarang ngumpul pas Natal. Tapi, tetap kami berkirim pesan via telepon,” tutur perempuan yang juga menekuni hobi hola dance ini.
Namun, ada hal yang berbeda di Natal tahun ini, Asteriska menyampaikan bahwa Natal tahun ini keluarganya akan berkumpul dengan keluarga besar dari sang ayah. Salatiga menjadi tujuan keluarga besarnya untuk menghabiskan waktu Natal bersama.
“Jadi nanti pas tanggal 25 Desember kami baru berangkat ke sana karena pada malam Natalnya yakni 24 Desember, keluarga inti kami akan berkumpul lebih dahulu, tukar kado dengan orangtua dan kedua saudaraku, selain itu karena kakak pertamaku dan suami tidak bisa ikut serta ke Salatiga. Jadi, Natal dirayakan terlebih dahulu dengan keluarga inti,” papar Asteriska.
Lebih baik
Selain kehadiran Natal yang ditunggu-tunggu, Asteriska juga menantikan tahun baru. Di tahun yang akan datang dirinya berharap lebih dapat mengontrol obsesi dan lebih produktif untuk menghasilkan karya.
“Saya merasa 2017 merupakan zona ternyaman saya. Tinggal menunggu job-job Barasuara. Seperti itu saja terus tanpa saya berusaha untuk menyelesaikan album kedua atau berkarya lebih baik. Sayang sekali. Ditambah lagi padatnya jadwal manggung membuat saya lebih cepat lelah, baik fisik maupun mental. Jadi, kalau ada waktu 2 atau 3 hari untuk beristirahat saya memilih untuk liburan ke luar kota,” ungkapnya.
Akan tetapi, perjalanan vakansi selama 2 atau 3 hari itu dianggap Asteriska hanya sekadar berlibur karena tidak mendapatkan esensi mendalam dari perjalanan yang dia lakukan.
“Liburan seperti itu sebenarnya bukan saya banget, saya lebih suka backpacker-an khususnya keluar negeri. Rasanya lebih ada tantangan tersendiri dan biasanya waktu yang dibutuhkan pun lama. Saya butuh yang seperti ini sebenarnya. Syukurnya di Januari 2018, saya berkesempatan lagi untuk melakukan backpacker-an karena Barasuara juga sedang libur. Rencanya tujuan saya nanti ke Maroko,” papar perempuan kelahiran 29 tahun lalu ini.
Sementara untuk pengembangan karier solo, Asteriska menyampaikan keinginannya untuk dapat menggelar solo tour di 2018.” Dengan solo tour yang nantinya saya lakukan, saya berharap lagu-lagu saya bisa lebih tersampaikan. Saya juga berharap kemampuan bermusik saya bisa terasah lebih baik lagi,” pungkas Asteriska. [ACH]
Foto : Dok. Ridwan Kamaluddin